Selasa 10 Mar 2020 04:41 WIB

Ikadi: Peran Dai Perlu Ditingkatkan

Dai disarankan memaksimalkan penggunaan media sosial untuk dakwah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agus Yulianto
Ahmad Satori Ismail, Ketua Ikatan dai Indonesia(Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ahmad Satori Ismail, Ketua Ikatan dai Indonesia(Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) 2020 melahirkan Risalah Jakarta. Risalah ini, isinya untuk meningkatkan peran para dai di tengah masyarakat. Para dai diimbau tidak hanya mengajak ibadah, tapi juga mendorong umat untuk maju di berbagi bidang salah satunya bidang ekonomi. 

Ketua Umum Ikadi, Prof KH Ahmad Satori Ismail mengatakan, Risalah Jakarta adalah hasil kesepakatan bersama dan hasil dari berbagai macam pemikiran para pembicara saat Rakornas Ikadi 2020. Dalam Risalah Jakarta disampaikan bahwa Ikadi ingin para dai lebih rajin dalam berdakwah menggunakan berbagai macam sarana dan media. Serta menyarankan dai memaksimalkan penggunaan media sosial untuk dakwah.

"Ikadi sangat menyarankan dai menggunakan jaringan umat Islam untuk mewujudkan kemandirian ekonomi umat. Sebab umat Islam adalah umat mayoritas, jaringannya banyak tapi belum pernah dimanfaatkan untuk kepentingan dan kemandirian ekonomi," kata KH Satori kepada Republika, Senin (9/3).

Dia menyampaikan, dai juga perlu berperan dalam upaya menangkal radikalisme, ekstremisme dan paham-paham lain yang tidak baik. Para dai harus berusaha menebarkan Islam Rahmatan lil alamin di tengah masyarakat.

Intinya, kata dia, peran dai harus ditingkatkan tidak hanya bicara tentang agama tapi juga tentang ekonomi misalnya. Rasulullah dan para sahabatnya juga sangat menaruh perhatian besar terhadap ekonomi. Duhulu Rasulullah dan para sahabatnya selalu berupaya untuk mengentaskan kemiskinan umat. Sebab, kemiskinan akan membawa pada kekufuran dan kemurtadan 

KH Satori mengingatkan, agar kemandirian ekonomi umat harus ditingkatkan. Saat para dai dakwah kalau bisa menyisipkan nasihat dan dorongan untuk memajukan ekonomi umat.

"Misalnya di suatu masjid tertentu yang banyak komunitas Muslim ada produsen tempe, bagaimana jamaah masjid itu agar menggunakan tempe produk lokal, jadi menghidupkan ekonomi umat dan ekonomi rakyat," ujarnya.

Dia menceritakan, saat Rasulullah hijrah mendirikan pasar sebagai lokasi jual beli yang jujur untuk umat Islam. Ternyata dakwah bukan hanya sekedar ceramah agama tapi juga menghidupkan dan memajukan ekonomi.

KH Satori menambahkan, mengenai adanya wabah virus corona atau Covid-19, umat Islam perlu mewaspadainya. Tapi, jangan berlebihan karena informasi dari media sosial tentang wabah itu kadang-kadang suka ada yang berlebihan.  

"Umat Islam kalau memegang ajaran Islam, sering membersihkan jasmani dan rohani serta sering wudhu, Insya Allah akan selamat dari wabah tersebut," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement