Selasa 10 Mar 2020 09:21 WIB

Italia Hingga Spanyol Berjuang Lawan Penyebaran Corona

Italia hingga Spanyol terus berjuang melawan penyebaran virus corona.

Rep: Lintar Satria/ Red: Reiny Dwinanda
Papan berisi pengumuman penutupan Coloseum di Roma, Italia. Pemerintah sudah menerapkan karantina di sejumlah wilayah Italia untuk mengurangi penyebaran corona.)
Foto: AP
Papan berisi pengumuman penutupan Coloseum di Roma, Italia. Pemerintah sudah menerapkan karantina di sejumlah wilayah Italia untuk mengurangi penyebaran corona.)

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Perjuangan menahan laju penyebaran virus corona terus berlangsung di Italia. Pada Selasa (10/3), orang-orang yang berpergian lewat stasiun kereta di Milan bahkan harus menandatangani formulir yang disediakan pihak kepolisian untuk memastikan perjalanan mereka demi kebutuhan pekerjaan, keperluan yang mendesak, untuk alasan kesehatan, atau pulang ke rumah.

Seluruh museum dan situs arkeologis di Italia ditutup. Pernikahan dibatalkan dan restoran diminta memberitahu pelanggan mereka menjaga jarak sekitar satu meter.

Baca Juga

Setelah meliburkan sekolah, pemerintah Italia juga memerintahkan seluruh lift ski ditutup. Pasalnya, para pelajar sudah banyak yang merencanakan liburan musim dingin begitu sekolahnya ditutup akibat corona.

Jumlah laporan kasus virus corona di Italia meningkat tajam. Kini ada sekitar 9.172 kasus dan 463 kematian akibat Covid 19 di negara Menara Pisa itu.

Narapidana di lebih dari dua puluhan penjara Italia menggelar protes yang berujung kerusuhan untuk menentang larangan kunjungan keluarga dan langkah lainnya dalam upaya pencegahan penyebaran virus. Di saat yang sama, enam orang narapidana tewas setelah masuk rumah sakit dan overdosis methadone.

Bagi sebagian besar orang Covid 19 hanya menimbulkan gejala ringan atau sedang seperti demam dan batuk. Tapi untuk kelompok rentan seperti orang lanjut usia dan mereka yang memiliki masalah kesehatan lainnya gejala virus itu lebih parah termasuk sesak napas. 

Sebagian besar orang yang terinfeksi berhasil pulih kembali. Menurut WHO orang-orang yang mengalami gejala sedang dapat sembuh dalam dua pekan. Sementara itu, mereka yang mengalami gejala berat membutuhkan waktu tiga sampai enam pekan.

Sejauh ini China melaporkan lebih dari 80 ribu kasus. Di lain sisi, titik awal wabah Covid-19 itu juga melaporkan sekitar 58 ribu orang sudah pulih dari gejala infeksi virus tersebut.

Saat ini, pemerintah China mulai melonggarkan berbagai larangan yang dilakukan untuk menahan penyebaran. Namun, China tetap menerapkan beberapa langkah agresif karena mereka tetap rentan terhadap penularan dari luar negeri.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintahannya sudah memutuskan untuk mengarantina semua orang yang datang dari luar negeri selama 14 hari. Keputusan ini dilakukan satu bulan sebelum paskah Yahudi dimulai.

Irlandia membatalkan parade hari Saint Patrick untuk memperlambat penyebaran virus. Bahkan, parade tanggal 17 Maret yang biasanya dihadiri jutaan orang, juga urung digelar. 

Kementerian Kesehatan Spanyol mengumumkan menutup seluruh sekolah di dalam dan sekitar Ibu Kota Madrid. Mulai dari taman kanak-kanak sampai universitas akan ditutup selama dua pekan. Kebijakan ini diterapkan setelah jumlah kasus di negara itu melompat tajam.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement