Eva Chura (42), di ketinggian kota La Rinconada, Pegunungan Andes, Peru.(Nacho Doce/Reuters) (FOTO : Nacho Doce/Reuters)
Penambang emas tradisional di dalam tambang di ketinggian kota La Rinconada, Pegunungan Andes, Peru.(Nacho Doce/Reuters) (FOTO : Nacho Doce/Reuters)
Eva Chura (42), di depan pintu kamarnya di ketinggian kota La Rinconada, Pegunungan Andes, Peru.(Nacho Doce/Reuters) (FOTO : Nacho Doce/Reuters)
Penambang emas menggunakan cairan merkuri di ketinggian kota La Rinconada, Pegunungan Andes, Peru.(Nacho Doce/Reuters) (FOTO : Nacho Doce/Reuters)
Bayangan penambang emas tradisional di tambang emas di ketinggian kota La Rinconada, Pegunungan Andes, Peru.(Nacho Doce/Reuters) (FOTO : Nacho Doce/Reuters)
Deretan pemukiman berdinding seng di ketinggian kota La Rinconada, Pegunungan Andes, Peru.(Nacho Doce/Reuters) (FOTO : Nacho Doce/Reuters)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada ketinggian 5.000 meter di atas permukaan laut di Pegunungan Andes, Peru, terdapat kota pertambangan La Rinconada.
Praktik penambangan emas di ketinggian Andes ini telah melegenda seiring Legenda Gunung Emas El-Dorado. Ada kepercayaan bahwa penambangan emas hanya boleh dilakukan oleh kaum pria.
Sementara itu, wanita hanya diperbolehkan memulung serpihan-serpihan emas yang ada di antara bebatuan permukaan tanah pegunungan. Mereka inilah yang menjadi pallaqueras alias pemetik emas.
Bekerja sebagai pemetik emas tidak semudah sebutannya. Berada di ketinggian dengan kadar oksigen dan suhu rendah membuat pekerjaan ini makin sulit dilakukan.
Diperkirakan terdapat 15 ribu wanita yang berprofesi sebagai pemetik emas ini di Peru.
sumber : Reuters
Advertisement