Rabu 11 Mar 2020 23:43 WIB

6 Pelajar NTT yang Pulang dari Jepang Dipantau Ketat

Pemantauan enam pelajar NTT untuk mengantisipasi corona.

Pemantauan enam pelajar NTT untuk mengantisipasi corona.  BlueDot sudah melihat tanda-tanda Covid-19 tepat sembilan hari sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pernyataannya terkait adanya virus corona baru (Foto: ilustrasi penelitian virus corona)(Rawpixel)
Foto: Rawpixel
Pemantauan enam pelajar NTT untuk mengantisipasi corona. BlueDot sudah melihat tanda-tanda Covid-19 tepat sembilan hari sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pernyataannya terkait adanya virus corona baru (Foto: ilustrasi penelitian virus corona)(Rawpixel)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG— Sebanyak enam pelajar dari SMA Frateran Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) peserta program pertukaran pelajar Asia Kakehashi Project ke Jepang yang tiba di Maumere Rabu (11/3) sore akan tetap dipantau petugas medis di daerah itu.

Pelaksana Tugas Kadis Kesehatan Kabupaten SikkaPetrus Herlemus kepada ANTARA di Maumere, Rabu (11/3) malam mengatakan keenam pelajar itu dalam kondisi sehat wal afiat namun akan menjalani masa pemantauan selama 14 hari ke depan.

Baca Juga

"Mereka semua sehat-sehat saja, dan tak ada indikasi terjangkit COVID-19. Karena memang sebelum kembali ke Sikkamereka sudah melalui screening di Jepang saat berangkat, dan saat tiba di Bandara Soekarno Hatta di Banten juga mereka sudah menjalani 'screening' dan dinyatakan sehat," katanya.

Dia  menjelaskan saat ini enam pelajar yang baru tiba dari Jepang itu dipulangkan ke rumahnya masing-masing, dan selama berada di rumah masing-masing mereka dilarang untuk keluar atau beraktivitas di luar rumah.

Petrus juga menjelaskan bahwa saat berada di rumah nanti proses pemantauan akan dilakukan setiap hari dan tentu saja akan sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Komunikasi dengan para pelajar itu akan dilakukan setiap saat, dan pemantauan akan dilakukan juga setiap hari, karena memang kontak keluarga dan para pelajar itu sudah kami pegang," katanya.

Jika dalam masa proses pemantauan itu ada perubahan dalam diri salah satu pelajar atau beberapa pelajar yang datang dari Jepang itu, kata dia, maka akan langsung ditangani.

Dia menjelaskan RSUD TC Hillers Maumere sudah disiapkan untuk menjadi tempat observasi bagi pasien terduga COVID-19 di mana dua ruangan juga sudah disiapkan dengan jumlah tempat tidur berjumlah empat unit.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, dr Clara J Francis, yang ditemui usai pemeriksaan kesehatan terhadap keenam pelajar itu mengatakan bahwa semuanya dalam kondisi sehat dan segar bugar. "Hasil pemeriksaan hari ini semuanya dalam keadaan sehat," katanya.

Dia menjelaskan para pelajar itu tiba di Indonesia pada Senin (9/3) dan baru bisa terbang ke Maumere pada Rabu (11/3) siang. Proses pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur dan UU Karantina no 6 tahun 2018.

 

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement