Sabtu 14 Mar 2020 04:47 WIB

DBD di Pekanbaru Capai 238 Kasus

Pola hidup bersih dan sehat perlu terus diupayakan

Red: Hiru Muhammad
Seorang anak menjalani perawatan akibat menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Riau, Rabu (3/2).(Antara/Rony Muharrman)
Foto: Antara/Rony Muharrman
Seorang anak menjalani perawatan akibat menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Riau, Rabu (3/2).(Antara/Rony Muharrman)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pemerintah Kota Pekanbaru, Riau merekap periode Januari-12 Maret 2020 kasus DBD di daerah itu menyerang 238 warga. Mereka tersebar di antaranya di Kecamatan Tenayan Raya mencapai 44 kasus atau menjadi kasus terbanyak dibandingkan kecamatan lainnya.

"Mencermati jumlah kasus DBD kini yang cukup banyak menyerang warga maka, Dinkes Pekanbaru menggiatkan upaya pencegahan seperti mengimbau serta terus mengedukasi warga untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Muhammad Amin melalui, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Diskes Pekanbaru, Maisel Fidayesi di Pekanbaru, Jumat (13/3) .

Menurut dia, pola hidup bersih dan sehat perlu terus diupayakan karena faktor lingkungan yang kumuh akan menjadi sarang nyamuk dan mempercepat kembang biak nyamuk Aedes agepty sebagai penyebab DBD itu. "Selain pentingnya edukasi pada warga," katanya.

Diskes Pekanbaru juga menggencarkan fogging atau pengasapan pada daerah yang ditemukan kasus DBD guna melakukan pencegahan dan menekan jumlah kasus DBD tersebut. "Kami terus berupaya melakukan pencegahan untuk menekan angka DBD, namun demikian kesadaran warga untuk tetap melakukan PHBS juga harus ditingkatkan," katanya.