REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok memiliki sejumlah cara dalam mewujudkan Kota Layak Anak (KLA). Selain keberadaan RW Ramah Anak, pihaknya juga gencar melakukan pembinaan dan pembentukan Puskesmas Ramah Anak, pembinaan Sekolah Ramah Anak (SRA), serta yang terbaru Pesantren Ramah Anak (PRA).
Kepala DPAPMK Kota Depok, Nessi Annisa Handari mengatakan, pihaknya selalu melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam melakukan upaya mewujudkan KLA. Termasuk Kementerian Agama, seluruh unit pelayanan, Perangkat Daerah (PD) di lingkup Pemkot Depok.
"Kami inginnya bisa menciptakan pelayanan yang ramah bagi anak di setiap unit, di rumah, tempat mereka mendapat pendidikan. Agar mereka merasakan keamanan dan kenyamanan sesuai yang kita harapkan," ujar Nessi usai menghadiri penilaian Puskesmas Ramah Anak, di Puskesmas Sukmajaya, Kota Depok, Sabtu (14/3).
Dia mengutarakan, hingga 2020, Kota Depok sudah memiliki 38 Puskesmas. Dari jumlah tersebut, pada 2017, ada 11 puskesmas yang mendeklarasikan sebagai Puskesmas Ramah Anak. "Bahkan ada satu Puskesmas Ramah Anak yang menjadi juara tingkat nasional yakni Puskesmas Cilodong," ungkap Nessi.
Dia berharap, jumlah Puskesmas Ramah Anak semakin bertambah pada 2020. Dengan demikian, nantinya semuanya akan menjadi Puskesmas Ramah Anak.
"Setelah kami melakukan self assesment ada dua puskesmas yang mendapatkan nilai tinggi yakni Puskesmas Sukmajaya dan Puskesmas Bojongsari, terlebih dalam menciptakan keamanan dan keyamanan bagi anak yang berkunjung ke sana," ucap Nessi.