Ahad 15 Mar 2020 22:59 WIB

Bio Farma dan Eijkman Berencana Kembangkan Vaksin Corona

Eijkman menyebut rencana pengembangan vaksin Corona baru tahap konsolidasi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas menunjukan vaksin influenza di ruang penyimpanan vaksin di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020).(Antara/M Agung Rajasa)
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petugas menunjukan vaksin influenza di ruang penyimpanan vaksin di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020).(Antara/M Agung Rajasa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona masih menyebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Setiap negara pun berupaya menemukan vaksin untuk menyembuhkan wabah tersebut. 

Di dalam negeri, perusahaan farmasi PT Bio Farma dikabarkan bakal berkolaborasi dengan lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Hal itu disampaikan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro. 

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio tidak memungkiri adanya rencana tersebut. Hanya saja ia belum bisa menjelaskan secara lebih rinci. "Baru konsolidasi awal. Belum ada yang bisa di-share," ujarnya saat dihubungi Republika pada Ahad, (15/3).

Sebelumnya, Bio Farma menyatakan belum berencana membuat vaksin anti virus corona. Meski begitu, induk holding BUMN Farmasi itu sudah berdiskusi dengan lembaga riset untuk mencari dahulu virusnya. 

"Kalau nggak ada virusnya kita nggak bisa kembangkan vaksinnya. Kita deteksi dulu," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (5/2).

Ia menuturkan, tidak mudah membuat vaksin. Sebab diperlukan waktu hingga belasan tahun.

Salah satu proses yang paling lama dalam pembuatan vaksin, kata Honesti, yakni uji klinis. Proses tersebut harus dilakukan sebelum vaksin dinyatakan bisa digunakan.

SEVP Produksi Bio Farma Juliman menambahkan, perseroan tengah berdiskusi pula dengan Kementerian Kesehatan. "Dalam rangka dapatkan bibit virus corona, itu awalnya, kalau mau kembangkan harus ada virusnya dulu," jelas dia. 

Juliman mengatakan, saat ini banyak negara yang ingin mengembangkan vaksin virus tersebut. "Masing-masing negara berusaha buat vaksin ini," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement