REPUBLIKA.CO.ID, Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW riwayat Bukhari disebutkan: لاَ آكُلُ وَأَنَا مُتَّكِئٌ
“Aku tidak makan dalam keadaan bersandar.”
“Aku tidak makan dalam keadaan bersandar.”
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/2480-dimakruhkan-makan-sambil-bersandar.html
“Aku tidak makan dalam keadaan bersandar.”
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/2480-dimakruhkan-makan-sambil-bersandar.htmlIbnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul Ath-Thibb an-Nabawi menjelaskan, arti bersandar dalam hadits di atas ditafsirkan sebagian ulama dengan duduk bersila. Ada juga yang menafsirkan bahwa artinya adalah bersandar dengan salah satu sisi tubuh. Ketiganya termasuk makna ittika dalam hadits tersebut.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul Ath-Thibb an-Nabawi menjelaskan, arti bersandar dalam hadits di atas ditafsirkan sebagian ulama dengan bersila. Ada juga yang menafsirkan bahwa artinya adalah bersandar dengan salah satu sisi tubuh. Ketiganya termasuk makna ittika dalam hadits tersebut.
Salah satu dari tiga pengertian itu, bersandar dengan salah satu sisi tubuh itulah yang berbahaya saat makan, karena bisa menghalangi proses masuknya makanan secara alami dalam kondisi yang wajar. Sehingga, akan sulit mencapai lambung bahkan bisa berakibat menekan lambung sehingga lambung tidak siap menerima makanan.
Demikian juga karena posisi tubuh miring dan tidak tegak, makanan tidak akan mudah mencapai lambung. Adapun penafsiran lainya, termasuk cara duduk orang-orang yang sombong, berkebalikan dengan duduknya seorang hamba.
Makanan akan terkonsumsi dalam kondisi terbaik seandainya seseorang menyantapnya dalam posisi yang sealami mungkin. Itu hanya bisa terjadi kalau seseorang duduk dengan tegak lurus secara alami pula.