REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang menyatakan, terdapat dua orang pasien yang positif terjangkit Covid-19. Salah satunya telah meninggal dunia, sementara satu lainnya masih dalam perawatan di ruang isolasi.
Wakil Direktur RSUD Saiful Anwar Malang Syaifullah Asmiragani mengatakan, dua orang tersebut dipastikan positif terjangkit Covid-19 setelah menerima salinan resmi hasil pemeriksaan spesimen dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan. Hasil pemeriksaan diterima pada Rabu pagi pukul 08.00 WIB.
"Satu orang meninggal, ini yang kami lakukan swab, dan ternyata positif. Satu lainnya saat ini sudah membaik kondisi, juga dinyatakan positif," kata Syaifullah, dalam jumpa pers di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.
Syaifullah menjelaskan, secara keseluruhan di RSUD Saiful Anwar Kota Malang telah melakukan perawatan terhadap 10 orang Pasien dalam Pengawasan (PDP). Dari total sepuluh orang itu, dua orang dinyatakan positif terjangkit COVID-19.
Menurut Syaifullah, sebanyak enam orang dinyatakan negatif dan untuk dua orang lainnya saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan dari Balitbangkes Kemenkes. Swab untuk kedua orang tersebut baru dikirimkan oleh RSUD Saiful Anwar ke Balitbangkes Kemenkes.
Ketua Tim Siaga Corona RSUD Saiful Anwar Malang Didi Chandradikusuma mengatakan bahwa dua pasien yang positif COvid-19 tersebut, tidak memiliki hubungan kekerabatan, namun diyakini memiliki hubungan pada bidang pekerjaan. Ketika dilacak, keduanya memiliki kontak secara tidak langsung.
Didi mengatakan, dikarenakan di RSUD Saiful Anwar Kota Malang sudah ada pasien yang positif terjangkit Covid-19, maka pihaknya akan melakukan penelusuran kontak. Dengan begitu akan terdata pihak-pihakyang pernah melakukan kontak dengan pasien positif itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif mengatakan hal senada. Pihaknya akan melakukan tracing kontak dari pasien yang positif terjangkit Covid-19 itu untuk mengetahui pergerakan pasien, sebelum dirawat di rumah sakit.
"Kami akan menelusuri bekerja sama dengan rektor dan dekan Universitas Brawijaya untuk mendata, kira-kira, kontak mana yang dilakukan oleh pasien," kata Husnul.
Husnul menambahkan, pelacakan kontak tersebut akan dilakukan di tempat indekos pasien yang ada di Kota Malang, rumah pasien di Kota Malang, termasuk rumah makan atau tempat-tempat yang sudah disinggahi oleh pasien tersebut.
"Kontak tracing ini menjadi prioritas, karena termasuk kontak erat risiko tinggi," ujar Husnul.