Kamis 19 Mar 2020 09:29 WIB

Wapres Berharap Masyarakat Tidak Mudik Lebaran

Tradisi mudik Lebaran jangan menjadi pola baru penyebaran virus corona di Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah penumpang   mudik lebaran bersiap naik kereta api
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Sejumlah penumpang mudik lebaran bersiap naik kereta api

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap masyarakat mempertimbangkan kembali rencana mudik Lebaran tahun ini di tengah mewabahnya virus corona atau Covid-19 di Tanah Air. Ma'ruf tak ingin tradisi mudik Lebaran untuk silaturahim justru menjadi pola baru penyebaran virus corona ke  sejumlah daerah di Indonesia.

"Maka itu juga, orang pergi mudik, menurut saya, saat ini menjaga diri itu lebih dianjurkan. Silaturahim itu baik, tapi menjaga diri jangan sampai berbuat sesuatu yang merugikan itu lebih baik," ujar Ma'ruf di Jakarta, Kamis (19/3).

Ma'ruf menyarankan, lebih baik masyarakat sementara melakukan komunikasi jarak jauh demi meminimalisasi penularan virus, termasuk saat silaturahim Lebaran. Namun, jika hal itu tidak memungkinkan, masyarakat yang ingin mudik harus memastikan dirinya aman.

"Bisa lewat tekno, lewat medsos, dan Whatsapp (dan) IG. Jadi, silaturahimnya jarak jauh saja, itu anjuran saya. Tapi, kalau memang maksa pulang, dia harus bisa pastikan aman," ujar Ma'ruf.

Ia menerangkan, jika terpaksa harus mudik, masyarakat harus memastikan dirinya tidak terinfeksi virus sehingga tak menularkan ke orang lain. "Pastikan bisa menjaga diri dari kemungkinan adanya potensi penularan di sana," ujarnya.

Ma'ruf juga berharap kesadaran masyarakat yang termasuk orang dalam pemantauan (ODP) agar mengisolasi diri sementara dan tidak menghadiri kegiatan selama Ramadhan maupun Lebaran. "Kalau orang itu ODP artinya berpotensi. Sebaiknya memang tidak menghadiri acara-acara karena kalau dia pasti akan menularkan bukan saja tak boleh menghadiri tempat berjamaah, bahkan dilarang dan diharamkan sebab membahayakan. Kan ada di fatwa MUI," ujarnya.

Hingga kini jumlah penderita virus corona di Tanah Air terus bertambah. Pemerintah mengumumkan ada tambahan sebanyak 55 pasien positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Dengan demikian, per Rabu (18/3) ini total kasus orang yang terinfeksi virus corona sebanyak 227 orang.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement