Kamis 19 Mar 2020 12:37 WIB

Ini Sebab Anak-Anak Lebih Sedikit Terinfeksi Covid-19

Anak-anak biasanya lebih sedikit terekspos dengan patogen atau pasien sakit.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga menunjukkan cairan alkohol yang dibelinya di sebuah toko kimia di Malang, Jawa Timur, ilustrasi
Foto: ANTARA FOTO
Warga menunjukkan cairan alkohol yang dibelinya di sebuah toko kimia di Malang, Jawa Timur, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Anak-anak lebih kecil kemungkinannya terinfeksi virus corona Covid-19. Studi menemukan, anak-anak tampaknya menderita kasus corona yang lebih ringan. Beberapa anak bahkan tidak memiliki gejala sama sekali.

Sebuah makalah, yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, mengamati keparahan gejala pada 2.134 anak-anak di China yang diduga menderita Covid-19. Penelitian tersebut menemukan efek infeksi itu kurang serius daripada yang terlihat pada orang dewasa.

Baca Juga

Sekitar 4 persen anak-anak tidak memiliki gejala sama sekali. Lebih dari setengahnya atau 51 persen menderita penyakit ringan, sedangkan kondisinya sedang untuk 39 persen kasus. Sementara itu, 6 persen sisanya berada di tingkat parah atau kritis untuk kondisi tersebut. Sebagai perbandingan, persentase untuk orang dewasa di China sekitar 18,5 persen kasus parah atau kritis.

"Mengapa sebagian besar kasus Covid-19 anak-anak tidak separah kasus orang dewasa membingungkan. Ini mungkin terkait dengan faktor paparan dan inang," kata penulis studi, dilansir di Independent, Kamis (19/3).

Anak-anak biasanya dirawat dengan baik di rumah. Anak-anak biasanya relatif lebih sedikit untuk mengekspos diri mereka pada patogen dan atau pasien yang sakit.

Banyak anak tidak akan memiliki kondisi mendasar yang membuat infeksi semacam itu berbahaya. Anak-anak dapat memiliki tingkat antibodi lebih tinggi yang membuat tubuh mereka cukup reaktif pada awal infeksi untuk menghindari gejala terburuk.

Sistem kekebalan tubuh mereka mungkin merespons secara berbeda atau virus itu tidak bisa menyerang sel anak dengan cara yang sama, menurut para peneliti.

Di antara anak di bawah 18 tahun, yang termuda adalah yang paling mungkin menderita yang terburuk. Ketika dibagi menjadi kelompok umur, 10,6 persen kasus bayi termasuk parah atau kritis dibandingkan dengan 7,3 persen untuk usia 1 hingga 5 tahun. Jumlah anak yang tertular makin rendah seiring dengan bertambahnya usia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement