Kamis 19 Mar 2020 15:31 WIB

Ratusan Warga Jatim yang Ikut Ijtima Dunia akan Di-screening

setidaknya ada 260 orang warga Jatim yang mengikuti acara Ijtima dunia.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Ijtima Jamaah Tabligh Asia(Dok)
Foto: Dok
Ijtima Jamaah Tabligh Asia(Dok)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kabid Humas Polda Jatim Kobes Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pengawasan terhadap ratusan warga Jatim yang mengikuti Ijtima Dunia Zona Asia 2020, di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Berdasarkan catatan, setidaknya ada 260 orang warga Jatim yang mengikuti acara tersebut.

"Polda Jatim akan koordinasikan dengan Instansi terkait yang kompeten untuk lakukan screening terhadap orang-orang tersebut," kata Truno dikonfirmasi Kamis (19/3).

Trunoyudo mengaku, saat ini pihaknya bersama instansi terkait masih mendata kesemua masyarakat Jatim yang mengikuti kegiatan tersebut. Penyaringan diakuinya perlu dilakukan, lantaran kini sejumlah daerah di Indonesia tengah dilanda wabah corona atau Covid-19.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas 1 Juanda Surabaya, M Budi Hidayat mengatakan, pihaknya akan melakukan pengawasan ketat terhadap 260 orang tersebut. Yakni dengan meminta konfirmasi pihak maskapai yang ditumpangi mereka apakah penumpangnya mengalami gejala demam, sesak nafas, pilek dan lainnya.

"Kami minta informasi kepada pesawat airlines, di pesawat ada yang sakit atau tidak, kami langsung respon. Kami aktif minta data," kata Budi.

Jika ditemukan adanya jamaah yang sakit, maka akan langsung merujuk penumpang tersebut ke rumah sakit rujukan. Begitu juga bila ada penumpang lain yang melakukan kontak dengan orang yang positif atau suspect virus corona.

"Kalau ada yang sakit berarti ada sesuai di pesawat, nah itu kita rujuk. Terus penumpang yang kontak yang sakit kita karantina 14 hari," ujarnya.

Sebelumnya, ribuan peserta dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Kabupaten Gowa untuk mengikuti Ijtima Dunia Zona Asia 2020. Namun, acara kemudian ditunda, setelah pihak pemerintah daerah bersama TNI dan kepolisian melakukan rapat bersama panitia penyelenggara. Penundaan dilakukan karena Indonesia tengah berupaya mencegah penyebaran virus corona.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement