REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Panitia Olimpiade (IOC) Tokyo menyadari tak ada solusi yang mudah guna memastikan berlangsungnya Olimpiade Tokyo tahun ini di tengah ancaman virus corona. Apalagi corona kini resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Inilah situasi yang luar biasa karena corona sehingga perlu solusi yang juga luar biasa," tulis pernyataan resmi IOC dilansir dari Dawn pada Kamis, (19/3).
"Tidak ada solusi ideal atas situasi ini, dan itulah mengapa kami mengandalkan tanggungjawab dan solidaritas para atlet,".
Pernyataan tersebut disampaikan IOC sebagai tanggapan atas kritik para atlet dunia. Mereka menyayangkan pemaksaan Olimpiade Tokyo yang berpotensi mengganggu kesehatan mereka. IOC pernah mengungkapkan bahwa Olimpiade akan digelar sesuai jadwal pada 24 Juli sampai 9 Agustus.
"IOC berkomitmen menemukan solusi yang paling kecil dampak negatifnya pada para atlet sembari kami ingin juga menjaga integritas kompetisi ini," lanjut pernyataan resmi IOC.
Salah satu atlet yang melontarkan kritik tajam ialah Katerina Stefanidi. Atlet asal Yunani itu dijadwalkan menyerahkan obor Olimpiade ke Jepang sebelum kasus corona makin parah di Negeri Para Dewa tersebut.
"IOC ingin terus mempertaruhkan kesehatan kami, keluarga kami dan kesehatan publik dengan melakukan latihan setiap hari. Anda (IOC) justru membahayakan kami sekarang, bukan empat bulan lagi," keluh Stefanidi.
Walau begitu, IOC mendapat dukungan dari Panam Sports yaitu organisasi yang mewakili 41 komite olimpiade nasional di benua Amerika.
"Kami mendukung IOC dengan segala langkah yang mereka coba ambil untuk menangani masalah corona ini agar tak mempengaruhi atlet dan kompetisi," kata Presiden Panam Sports Neven Ilic.