Kamis 19 Mar 2020 18:38 WIB

Timor Leste Lockdown, Belasan WNI Tertahan di Perbatasan

Pemerintah Timor Leste melakukan lockdown guna mencegah penyebaran Covid-19.

Perbatasan RI-Timor Leste(Antara)
Foto: Antara
Perbatasan RI-Timor Leste(Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Ada belasan warga negara Indonesia (WNI) tertahan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Kabupaten Belu, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Mereka tertahan setelah Pemerintah Timor Leste melakukan lockdown guna mencegah penyebaran penyakit Covid-19.

"Ada belasan warga Indonesia yang tertahan di PLBN Motaain karena kebijakan lockdown dari Pemerintah Timor Leste yang baru dimulai pada Kamis ini," kata Kepala Imigrasi Atambua KA Halim ketika dikonfirmasi dari Kupang, Kamis (19/3).

Baca Juga

Dia mengatakan, informasi terkait kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran COVID-19 itu diketahui setelah pihaknya berkoordinasi dengan pihak Imigrasi Timor Leste yang berada di Batugede. Pihak Imigrasi di Batugede, menurut dia, mengaku baru mendapat perintah lisan dari pemerintahnya terkait dengan penutupan akses pelintas WNI ke Timor Leste.

Halim mengaku menyayangkan keputusan lockdown dari negera tetangga itu yang tidak dikomunikasikan terlebih dahulu dengan Pemerintah Indonesia. "Mestinya ada koordinasi dulu sebelum lockdown, jangan sampai pelintas batas WNI dirugikan seperti ini," katanya.

"Kita di Indonesia sendiri juga belum terapkan lockdown karena itu wewenang keputusannya ada di pemerintah pusat," katanya lagi.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Administrator BNPP PLBN Motaain Engelberthus Klau juga membenarkan adanya belasan WNI yang tertahan di perbatasan itu mengatakan. Ia telah melaporkan kondisi tersebut ke pimpinan di kementerian terkait.

"Kami sudah melaporkan hal ini ke deputi, meskipun hingga saat ini PLBN Motaain masih tetap melakukan pelayanan," katanya.

Dia menambahkan, pelayanan di PLBN Motaain terus dilakukan. Layanan akan ditutup apabila memang ada perintah lockdown dari pemerintah pusat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement