Senin 23 Mar 2020 12:45 WIB

Kemendikbud Rekrut Relawan Mahasiswa Atasi Covid-19

Relawan mahasiswa ini nantinya memiliki tugas untuk komunikasi, informasi dan edukasi

Tim Sekolah Relawan melakukan penyemprotan disinfektan di fasilitas umum dan tempat ibadah di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Foto: Dok Sekolah Relawan
Tim Sekolah Relawan melakukan penyemprotan disinfektan di fasilitas umum dan tempat ibadah di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan sejumlah pihak merekrut sukarelawan medis maupun nonmedis dalam menangani pandemi Covid-19 di Tanah Air. "Relawan mahasiswa ini nantinya memiliki tugas untuk komunikasi, informasi, dan edukasi. Misalnya, di pusat panggilan, penelusuran, pemeriksaan, dan lainnya," ujar Pelaksana Tugas Ditjen Dikti, Nizam, Senin (23/3).

Sukarelawan yang bergerak pada nonmedis tidak menangani pasien secara langsung. Namun,  sukarelawan medis harus berhubungan dengan orang yang diduga terjangkit Covid-19 sehingga wajib memakai alat pelindung diri (APD).

"Tidak boleh relawan terjun ke lapangan tanpa APD," kata dia.

Perekrutan sukarelawan tersebut bekerja sama dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Asosiasi Institusi Profesi Ners Indonesia (AIPNI), Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI), dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (Afdokgi).

Kriteria sukarelawan adalah dalam keadaan sehat, tidak merokok, siap untuk berkomitmen, dan bertanggung jawab, disertai surat izin dari keluarga (wali/pasangan).

Kompetensi sukarelawan yang dibutuhkan adalah tenaga medis, tenaga kesehatan, dokter magang, mahasiswa kesehatan, dan lainnya. Pendaftaran dapat dilakukan melalui tautan http://bit.ly/RelawanKemdikbud.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement