Senin 23 Mar 2020 16:18 WIB

SKPD dan BUMD Sleman Diminta Lakukan Disinfeksi Mandiri

Pembuatan disinfektan secara mandiri harus menggunakan alat pelindung diri (APD).

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Penyemprotan disinfektan.
Foto: Dompet Dhuafa
Penyemprotan disinfektan.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, DIY, meminta SKPD-SKPD dan BUMD-BUMD melakukan tindakan disinfeksi secara mandiri. Hal itu dirasa perlu dilakukan tidak lain sebagai pencegahan penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Dinas Kesehatan sendiri sudah memberikan SKPD dan BUMD di Sleman bekal pengetahuan tindakan disinfeksi. Sehingga, mereka bisa melakukannya mandiri secara benar dan efektif terhadap ruang-ruang dan permukaan barang.

Utamanya, ruang-ruang dan barang-barang yang sering tersentuh orang banyak, dan dikhawatirkan terkontaminasi corona. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, disinfeksi perlu dilakukan secara berkesinambungan.

"Berkesinambungan sesering mungkin dan untuk instansi pelayanan yang banyak diakses oleh orang-orang dengan mobilitas tinggi sebaiknya dilakukan dua kali sehari sebelum dan sesudah pelayanan," kata Joko.

Selain itu, ia merasa SKPD dan BUMD perlu meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Terutama, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sesering mungkin setelah menyentuh barang-barang yang banyak disentuh orang.

Untuk itu, ia meminta mereka dapat menyediakan wastafel di depan pintu-pintu masuk. Sehingga, orang yang akan masuk ruang diharapkan cuci tangan terlebih dulu dan diberikan informasi terkait Covid-19.

"Untuk pertanyaan-pertanyaan terkait disinfeksi dan Covid-19 dapat hubungi Posko Covid-19 Sleman di 082139397473 atau 087819993434," ujar Joko.

Kasi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Jonatan menuturkan, untuk pembuatan disinfektan secara mandiri petugas harus menggunakan alat pelindung diri (APD). Seperti sarung tangan, masker, apron, dan sepatu boot.

Persiapkan alat dan bahan meliputi sprayer, gelas ukur, pengaduk, sendok makan, ember, dan gayung. Untuk bahan-bahan ada air bersih ditambah jenis desinfektan seperti natrium hipoklorit bisa cair atau serbuk.

Bisa pula karbol atau lisol mengandung fenol, pembersih lantai mengandung benzalkonium chlorida, atau larutan klorin atau pemutih. Namun, Jonatan menekankan, dalam pelaksanaannya harus menggunakan salah satu jenis saja.

Takarannya larutan pemutih, larutan klorin, karbol atau lisol sama dengan satu sendok makan per satu liter air. Sedangkan, takaran pembersih lantai sama dengan satu tutup botol per lima liter air.

"Cara pembuatannya dengan mencampurkan air dan salah satu jenis disinfektan sesuai takaran, larutan itu diaduk sampai homogen," katanya.

Masukkan larutan ke dalam penyemprot dan kemudian semprotkan langsung kepada permukaan benda. Dapat pula menggunakan kain bersih atau tisu untuk mengelap permukaan benda yang kecil dengan zigzag atau memutar dari tengah ke luar.

Biarkan permukaan tetap basah selama 10 menit. Bila ingin dikeringkan dapat dilap dengan kain atau tisu yang bersih. Usai disinfeksi, lepas APD, dan letakkan kepada tempatnya, khusus masker disposabel buang ke tempat sampah.

"APD lainnya dicuci bersih, dan cuci tangan memakai sabun dengan air bersih mengalir," ujar Jonatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement