REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi virus korona atau Covid-19 mengancam proses mudik Lebaran Idul Fitri 2020. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengharapkan masyarakat tidak melaksanakan mudik Lebaran pada tahun ini.
"Saat ini kami juga aktif mendorong masyarakat untuk tidak mudik, meminimalisir mobilisasi agar tidak memperluas kemungkinan penularan Covid-19,” kata Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi, Senin (23/3).
Budi menegaskan saat ini semua pihak akan berganti fokus saling bantu-membantu antara pemerintah pusat maupun daerah untuk mengatasi penularan Covid-19. Sebab, kata Budi, dengan adanya mudik maka akan melibatkan arus orang banyak yang akan melakukan perjalanan.
"Ini tentu berbahaya dan beresiko tinggi (penularan virus korona) jika tetap dilakukan,” tutur Budi.
Budi mengharapkan peran serta masyarakat untuk tidak bepergian apalagi melakukan mudik pada saat libur Lebaran nanti. Untuk itu, Budi memastikan juga sudah membatalkan rencana program mudik gratis menggunakan bus dan kapal penyebrangan yang seharusnya pendaftarannya dibuka hari ini (23/3).
Budi menegaskan resmi menghapus program mudik gratis pada masa Angkutan Lebaran 2020. Kebijakan tersebut menurutnya diambil setelah mempertimbangkan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit akibat virus korona di Indonesia yang berlaku selama 91 hari terhitung sejak tanggal 29 Februari hingga 29 Mei 2020.
Dia menambahkan, baik program mudik gratis yang diadakan oleh Kementerian Perhubungan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun swasta akan ditiadakan. “Melihat kondisi penyebaran virus Covid-19 yang begitu masif belakangan ini, saya rasa ini keputusan yang tepat walau berat, mudik gratis akan dibatalkan," ungkap Budi.
Untuk itu, Budi mengharapkan masyarakat dapat mengerti dan mematuhi apa yang sedang dilakukan pemerintah. Budi memohon maaf jika sudah ada masyarakat yang sudah mendaftar mudik gratis namun harus dibatalkan.
Budi mengimbau masyarakat pada umumnya untuk tidak melakukan perjalanan terlebih dahulu hingga situasi kondusif. "Mudik ini melibatkan banyak massa, berpotensi menjadi titik penyebaran virus tersebut, yang mudik bepergian ke daerahnya masing-masing akan berpotensi membuat wilayah persebaran Covid-19 semakin luas," jelas Budi.