Senin 23 Mar 2020 17:18 WIB

Malaysia Lockdwon, Harga Gula dan Minyak di Nunukan Melonjak

Masyarakat memaklumi kenaikan bahan makanan produk Malaysia.

Rep: Antara/ Red: Erik
Suasana pegunungan dan hamparan sawah di Desa Long Midang, Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Foto: M Agung Rajasa/Antara
Suasana pegunungan dan hamparan sawah di Desa Long Midang, Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Harga produk Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang berbatasan dengan Malaysia, naik tajam akibat merebaknya wabah virus corona (Covid-19) yang diikuti dengan lockdown Negeri Sabah, Malaysia.

Pantauan harga di pasar-pasar Nunukan pada Senin (23/3), ditemukan kenaikan harga produk Malaysia khususnya gula pasir dan minyak goreng.

Wati, pemilik kios di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan, menyebutkan, harga barang Malaysia yang dijual seperti gula pasir sebesar Rp15.000 per bungkus dan minyak goreng seharga Rp 14.000 per bungkus. Produk Malaysia per bungkus berukuran satu kilogram.

Sebelumnya, kata dia, harga gula pasir masih pada kisaran Rp 12.500-Rp 13.000 per kilogram, sedangkan minyak goreng pada kisaran Rp 12.000 per kilogram.

Kenaikan harga ini disebabkan kurangnya pasokan dari Malaysia setelah penetapan penutupan pintu-pintu masuk dan keluar di negara itu setelah Covid-19 mewabah. "Saya dengar kurang barangnya karena Malaysia larang, karena tidak bisa barangnya keluar dari sana," beber Wati.

Ibu rumah tangga bernama Irma juga membenarkan terjadinya kenaikan harga produk Malaysia seperti gula pasir dan minyak goreng. Kenaikan harga ini mengagetkan warga setempat karena kenaikannya hingga mencapai Rp2.000 per kilogram. Namun, masyarakat di Kabupaten Nunukan memaklumi kenaikan bahan makanan produk Malaysia akibat wabah virus corona itu.

Mereka yakin perubahan harga ini akan normal kembali setelah Pemerintah Malaysia membuka kembali akses keluar masuk negara itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement