REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pedagang pakaian dan suvernir di Banda Aceh dan sekitarnya mengeluhkan sepi pembeli karena omzet dagangan mereka terus menurun sejak merebaknya virus corona atau Covid-19.
"Sejak dua pekan terakhir ini yang paling terasa dampaknya ke penjualan. Sebelumnya setiap hari kami bisa mendapatkan omzet penjualan Rp 3 juta sampai Rp 5 juta perharinya. Tapi, sejak adanya virus corona ini untuk mendapatkan Rp 1 juta saja susah," kata Iwan, pedagang suvernir di Kota Banda Aceh, Senin (23/3).
Dia mengatakan, biasanya pembeli yang datang ke tokonya bukan hanya wisatawan lokal, ada juga wisatawan mancanegara serta tamu-tamu dinas yang datang berkunjung ke Aceh. "Kami masih bertahan untuk tetap membuka toko. Jika nanti keadaan sudah tidak memungkinkan, maka kami juga terpaksa tutup hingga kondisi membaik," kata Iwan.
Bukan hanya di toko-toko yang menjual suvernir saja, di pusat perbelanjaan, seperti Pasar Atjeh, Kota Banda Aceh, juga terlihat sepi, pembeli. Hanya beberapa orang saja yang terlihat datang ke pusat perbelanjaan tersebut.
Dahlan, pedagang pakaian, mengatakan sepekan terakhir ini sangat sedikit masyarakat yang datang untuk belanja di Pasar Atjeh. Dia menyebut, sepekan terakhir ini, penurunan penjualan sangat terasa. "Mungkin karena adanya virus corona, masyarakat jadi takut untuk keluar ke tempat-tempat ramai, termasuk belanja pakaian," kata Dahlan.