REPUBLIKA.CO.ID, KEPRI -- Menghadapi pandemi global Covid-19 yang tengah melanda dunia dan khususnya di Indonesia, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) yang berada di 30 provinsi dan 400 Kabupten/Kota terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat.
“Misalnya, yang dilakukan di Kepulauan Riau, PSMTI bekerjasama dengan berbagai organisasi dengan memberikan Polymerase Chain Reaction (PCR), 5000 pieces Alat Proteksi Diri (APD), 10 ribu pieces alat Rapid Test, masker sarung dan safety boots untuk digunakan dalam mengatasi pandemi Covid 19 kepada pemerintah daerah," ujar Ketua Umum Pusat PSMTI David Herman Jaya saat di wawancara di Jakarta Selasa (24/3/2020).
David mengatakan, PSMTI Sumatra Selatan telah berkoordinasi merencanakan pengadaan pembelian alat proteksi diri maupun asupan makanan dan gizi vitamin kepada dokter, perawat yang berada di Garda depan. Mereka juga melakukan bantuan untuk program rapid test yang akan digalakkan dalam waktu dekat ini.
"Gerakan PSMTI didasari atas kebutuhan dan perlindungan diri ini adalah langkah-langkah terbaik agar penyebaran Covid-19 mampu di minimalisir. Dengan melakukan langkah langkah tersebut bangsa Indonesia segera pulih dari penyebaran virus corona," kata David.
Davidmenghimbau kepada masyarakat dan juga keluarga besar PSMTI se-Indonesia untuk menggalakan kembali hidup bersih, dengan membersihkan rumah sendiri, biasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap setelah beraktifitas, membersihkan lingkungan dengan menggunakan cairan disenfektan agar lingkungan terjaga kebersihannya.
Selain itu, ia juga meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, tidak panik, dan tidak salah dalam mengambil keputusan, serta hadapi semua dengan bijak.
“Tetap tenang dan tidak panik serta lebih meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing dengan selalu mengikuti informasi dan himbauan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah," ujarnya.
Dia juga meminta apabila dalam keadaan mendesak dan tidak dapat dihindari, kegiatan yang melibatkan banyak orang dilaksanakan dengan tetap menjaga jarak. Semua pelaksanaan harus mengikuti prosedur pemerintah terkait pencegahan penyebaran Covid-19.
"Juga jangan melakukan pembelian dan/atau menimbun kebutuhan bahan pokok maupun kebutuhan masyarakat lainnya secara berlebihan serta tidak terpengaruh dan menyebarkan berita-berita dengan sumber tidak jelas yang dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," ujarny.
Adapun soal peribadatan, David menyarankan PSMTI provinsi agar selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat dalam. Ini khususnya dalam menghadapi ritual sembahyang kuburan (Cheng Beng) agar memperhatikan himbauan pemerintah.
“Misalnya, selalu memperhatikan sosial distancing (menjaga jarak), hal ini bukan berarti mengecilkan ritual yang sudah berumur ribuan tahun tapi demi keselamatan diri dan orang lain. Ritual sembahyang juga bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada" jelas David.
Kemudian kepada para pengusaha Tanah Air, David berharap bisa menjaga ketersediaan pasokan. Situasi seperti ini harus dilihat sebagai sarana untuk memupuk sarana solidaritas, tidak mencari keuntungan, serta mengatasi kelangkaan barang dan tetap menyediakan barang dengan harga terjangkau.
“Pengusaha harus peduli dengan situasi perekonomian Indonesia. Bersatu dan bersama-sama, kita pasti bisa mengatasi Covid - 19," kata David.