Rabu 25 Mar 2020 11:19 WIB

Tawakal di Tengah Pandemi Covid-19

Sabar dan tawakal menghindarkan dari rasa takut dan khawatir yang berlebihan.

Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang bertawakal kepada-Nya
Foto: Republika
Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang bertawakal kepada-Nya

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Iu Rusliana

Yang Mahakuasa menggerakkan, memperlihatkan takdirnya. Manusia kadang jemawa, merasa akan sanggup melewati segalanya. Hanya dengan hujan sejak semalam, misalnya, banjir menggenangi di banyak titik, melumpuhkan berbagai aktivitas, bahkan dapat menyirnakan impian sebagian manusia. Wabah Covid-19 yang tengah melanda seketika mengubah semua rencana. Kekhawatiran terjangkit virus tersebut membuat manusia memilih untuk membatasi aktivitasnya.

Ujian berupa musibah datang untuk mengingatkan bahwa limpahan nikmat-Nya seolah tak terasa dan menyadarkan kita tentang dunia yang sementara. Membangunkan dari keterlenaan dan keterpurukan, mengikis kesombongan yang mungkin telah lama melekat pada diri. Kita pun bergegas kembali pada jalan yang diridhai-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal seorang hambalah yang mengantarkannya ke tempat terhormat di sisi Allah. Oleh karena itulah, Allah masih akan menimpakan kepadanya ujian berupa perkara yang tidak disukainya, hingga ia bisa menempati kedudukan terhormat di sisi-Nya.” (HR Bukhari).

Ketika Allah SWT mendatangkan musibah, itu karena Allah begitu mencintai hamba-Nya. Dia sungguh ingin mengangkat derajat dan memantaskan seseorang untuk abadi di surga-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Jika Allah menimpakan musibah berupa penyakit pada tubuh seorang hamba-Nya, Allah akan memerintahkan kepada malaikat-Nya, catatlah itu sebagai amal salehnya. Jika ia sembuh dari penyakitnya, Allah telah membasuh dan membersihkan tubuhnya. Sedangkan jika dengan sakitnya itu kemudian Allah mencabut nyawanya, berarti Allah telah mengampuni dosa-dosanya dan merahmatinya.” (HR Bukhari).

Meski kebanyakan manusia tengah resah, jadikanlah doa sebagai senjata, kekuatan terbaik manusia. Sabar dan ikhlas menjalani, memberikan jalan keluar terbaik, melahirkan pengalaman hidup yang membekas. Seorang mukmin sadar bahwa kehidupan dunia ini penuh dengan ujian. Suka dan duka, nikmat dan musibah dipergilirkan. Dengan ujian-Nya, Allah Yang Maharahman dan Maharahim ingin menunjukkan kasih sayang-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, Allah mengujinya dengan musibah.” (HR Bukhari).

Ingatlah, tak ada kejadian apa pun tanpa seizin Allah dan sudah menjadi ketetapan-Nya yang wajib diimani. Mukmin sejati akan memandang setiap keadaan yang menimpanya sebagai kebaikan. Ia senantiasa berusaha mengambil hikmah dari setiap kejadian. Bila mau belajar dari setiap peristiwa, hikmah menjadi ilmu kehidupan terbaik. Jangan jemawa, mintalah selalu kebaikan kepada-Nya karena Dia Sang Mahakuasa. Manusia hanyalah debu tak bermakna, yang tertiup angin pun hilang tak membekas. Rasa syukur dan keimanan pada takdir-Nya memberikan kekuatan maka teruslah berikhtiar lalu berpasrahlah untuk hasilnya.

Sabar dan tawakal menghindarkan dari rasa takut dan khawatir yang berlebihan. Ketika berada pada posisi atau kondisi yang sama sekali di luar kekuasaan, sedangkan segenap upaya telah kita lakukan maka tak ada jalan lain kecuali menerima kenyataan tersebut dan tetap berpegang teguh, yakin, dan berprasangka baik terhadap kehendak Allah SWT.

Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang bertawakal kepada-Nya. Belum disebut beriman orang yang tidak bertawakal kepada Allah. Allah SWT berfirman, “Bertawakallah kepada Allah yang Mahahidup dan tidak akan mati.” (QS al-Furqan:58). Wallaahu a’lam.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement