Rabu 25 Mar 2020 14:08 WIB

Olimpiade Ditunda, Indonesia akan Kirim Surat ke IOC

Sekarang lebih jelas karena Presiden IOC sudah melakukan penundaan.

Ketua KOI Raja Sapta Oktohari menyaksikan pertandingan polo air Indonesia dengan polo air Malaysia di New Clark City Aquatic Centre, Clark, Filipina, Jumat (29/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua KOI Raja Sapta Oktohari menyaksikan pertandingan polo air Indonesia dengan polo air Malaysia di New Clark City Aquatic Centre, Clark, Filipina, Jumat (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Ketua Umum National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari, turut memberi pendapat soal kepastian olimpiade. Ia menyatakan, akan bersurat kepada pihak IOC untuk menanyakan penjelasan terkait penundaan olimpiade.

"Sekarang lebih jelas karena Presiden IOC sudah menyampaikan bahwa akan melakukan penundaan. Setelah ini, kami akan bersurat secara resmi untuk menanyakan teknis penundaan Olimpiade ini," kata Okto kepada wartawan.

Di satu sisi, penundaan olimpiade juga melahirkan persoalan baru, yaitu mekanisme kualifikasi untuk mengumpulkan poina agar dapat lolos ke Tokyo.

Sebab, beberapa cabang olahraga sudah menentukan tenggat waktu pengumpulan poin. Salahs satu contohnya adalah federasi bulutangkis dunia (BWF) yang menetapkan April 2020 sebagai batas kualifikasi.

"Apakah proses kualifikasi dihentikan dan tetap menggunakan hasil yang sekarang atau ada perubahan lain. Hal-hal teknis yang menyangkut penundaan selama satu tahun ini apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya," ujar Okto, sapaan akrabnya.

Olimpiade 2020 resmi dimundurkan setahun. Setelah 124 tahun sejak pertama digelar, untuk kali perdana olimpiade alami penundaan. Olimpiade pernah batal dilaksanakan pada 1916, 1940, 1944 akibat perang dunia, tapi belum pernah mengalami penundaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement