REPUBLIKA.CO.ID, BATUSANGKAR--Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. DR M. A Hanafiah SM Batusangkar Benny Aqbar mengatakan hingga saat ini petugas medis di RS Hanafiah belum dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar. Petugas medis di RS Hanafiah menurut Benny masih memakai mantel atau jas hujan setiap menangani pasien yang dicurigai terkena covid-19.
"APD itu belum ada sama sekali. Jadi kami masih memakai mantel hujan," kata Benny kepada Republika, Rabu (25/3). Mantel hujan yang digunakan tim medis di RS Hanafiah kata Benny memiliki kualitas menengah, atau bukan mantel yang terbuat dari plastik biasa.
Benny menyebut sejak awal isu corona ini masuk ke Indonesia, RS Hanafiah belum dilengkapi APD. Untuk satu hari, kebutuhan APD di RS Hanafiah sebanyak 24 pcs. Karena untuk satu sift, APD yang diperlukan sebanyak 8 pcs.
Sehari ada tiga sift. APD ini kata Benny hanya sekali pakai. Dengan kata lain, setelah dipakai APD ini harus dibuang. Sejauh ini RS Hanafiah sudah merujuk 8 pasien ke RS rujukan karena ada kecurigaan mengidap covid-19. 1 pasien dirujuk ke RS Achmad Muchtar Bukittinggi dan 7 pasien ke RSUP M Djamil Padang.
Di Tanah Datar sendiri sekarang ada puluhan warga yang tercatat sebagai Orang Dalam Pengawasan (ODP) karena punya riwayat perjalanan dari luar negeri dan daerah zona merah di Indonesia seperti Jakarta dan sekitarnya. Benny menyebut walau belum ada pasien yang dinyatakan positif, RS Hanafiah tetap harus menyiagakan APD dalam jumlah yang cukup supaya tenaga medis di RS Hanafiah selalu dalam keadaan siap dan aman dalam menangani pasien.
Benny menyebut hingga sekarang ini, pihak RS Hanafiah tidak kesulitan membeli mantel atau jas hujan buat pengganti APD sementara. Sembari itu, manajemen RS Hanafiah kata Benny masih mengupayakan membeli APD dari berbagai tempat.
"Kami masih berusaha mendapatkan APD. Apappun caranya, kami harus punya APD buat melindungi tenaga medis di sini," ucap Benny.
RS Hanafiah belum mendapatkan jatah APD yang dikirimkan Kemenkes buat Sumatera Barat karena rumah sakit yang terletak di Kecamatan Lima Kaum ini bukan termasuk rumah sakit rujukan buat penanganan covid-19. Walau bukan RS rujukan, kata Benny, RSUD Hanafiah tetap harus melayani pasien yang memerisakan diri karena ada kekhawatiran terkena covid-19. Karena arahan dari pihak RS rujukan, RSUD seluruh kabupaten dan kota termasuk Puskesmas di tingkat kecamatan harus memilah pasien buat dirujuk ke RS rujukan. Tujuannya supaya RS rujukan tidak over kapasitas.