REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Sejumlah mahasiswa dan alumnus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan sebuah alat yang berfungsi sebagai ruang disinfeksi yang, diberi nama Disinfection Chamber. Alat tersebut diciptakan untuk mengurangi risiko penularan virus Corona atau Covid-19.
Sejumlah mahasiswa dan alumnus yang terlibat dalam pembuatan Disinfection Chamber di antaranya Ilham Wahyu Kuncoro lulusan Program Pendidikan (Prodi) Pendidikan Teknik Mesin (PTM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) angkatan 2015.elain itu, Kukuh Mukti Wibowo lulusan Prodi PTM angkatan 2014 yang saat ini melanjutkan S2 di Teknik Mesin UNS, Atang mahasiswa Prodi PTM angkatan 2016, dan Miftahul Maarif lulusan S2 Fisika tahun 2019. Keempat mahasiswa ini dibimbing oleh dosen pebimbing Nugroho Agung Pambudi.
Kukuh menyatakan, alat tersebut dapat digunakan bagi masyarakat yang tidak bisa melakukan pekerjaan dari rumah. "Alat ini akan menyemprotkan disinfektan ke seluruh tubuh atau pakaian, harapannya dapat membunuh kuman atau virus yang menempel pada tubuh atau pakaian. Jadi, alat ini sebagai pelengkap pencegahan," kata Kukuh seperti tertulis dalam siaran pers, Kamis (26/3).
Kukuh menjelaskan, proses pembuatan disinfection chamber memakan waktu empat hari. Alat tersebut dibuat secara sederhana dan semurah mungkin. Ruang disinfeksi tersebut berbentuk modular sehingga mudah dipasang dan diaplikasikan di berbagai tempat. Proses produksi dilakukan sesuai pesanan yang ada.
"Untuk penjualan disinfection chamber ini rencana akan dipatok harga dengan kisaran Rp 1,5 juta. Saat ini, kami dapat memproduksi dua alat per hari," ungkapnya.
Kukuh mengaku, ia dan teman-temannya berinisiatif membuat disinfection chamber untuk ikut andil mengambil peran dalam penanggulangan penyebaran Covid-19 mengingat Kota Solo sudah ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19.
Alat tersebut sudah dibuat di beberapa daerah, seperti Surabaya, Jakarta dan daerah lainnya. "Ide awal kami terinspirasi dari negara Vietnam yang memiliki alat tersebut di beberapa ruas jalan raya. Mengingat kasus Corona di Solo sudah meningkat dan Solo menjadi daerah zona merah," papar Kukuh.
Menurutnya, ruang disinfeksi tersebut memilili keunggulan yakni murah dan mudah dalam proses produksi sehingga masyarakat umum dapat membuat. Ke depan, Kukuh berharap agar alat yang telah mereka buat dapat bermanfaat secara luas dan memutus penyebaran Covid-19.
Untuk pendistribusian disinfection chamber, sementara ini prototipe yang sudah jadi akan diletakkan di kampus UNS Pabelan. Selain itu rencananya mereka akan memberikan buku panduan atau poster pembuatan ke masyarakat secara luas.