REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berupaya secara mandiri memproduksi alat pelindung diri (APD) berupa pakaian khusus pelindung paparan virus. Kiat tersebut diinisiasi menyusul besarnya kebutuhan APD bagi tenaga medis penanganan pasien Covid-19.
Pakaian khusus ini dibuat menggunakan bahan polypropylene spunbound. Proses pembuatannya saat ini terus dikerjakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Semarang.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, APD termasuk pakaian khusus petugas medis, saat ini menjadi sarana yang sangat dibutuhkan dalam menangani pasien Covid-19 yang terus bertambah. Oleh karena itu, Pemkot Semarang berinisiatif untuk memproduksi pakaian khusus tersebut secara mandiri. Hal ini sebagai solusi atas keterbatasan ketersediaan di tengah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas.
“Kami menargetkan produksi APD yang dilakukan di bawah koordinasi Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Semarang ini mampu memproduksi hingga 100 set per hari,” ungkapnya di Semarang, Jumat (27/3).
Rencananya, lanjut wali kota, Pemkot Semarang menargetkan pembuatan hingga 5.000 set. Seluruh pakaian APD ini, nantinya akan diprioritaskan untuk Rumah Sakit dan Tenaga Medis di Kota Semarang terlebih dahulu.
Dalam memproduksi APD ini, masih jelas Hendrar Prihadi, Dinas Kesehatan Kota Semarang dibantu oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang melalui BLK. Produksinya juga melibatkan masyarakat.
Jadi pakaian APD ini diproduksi (dijahit) di BLK Disnaker Kota Semarang. Setelah proses penjahitan selesai, pakaian APD yang sudah jadi selanjutnya dilakukan proses sterilisasi di RSUD KRMT Wongsonegoro. “Setelah proses sterilisasi ini, seluruh pakaian APD yang sudah jadi baru dikemas untuk dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk didistribusikan,” tambahnya.
Sementara itu Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan jika bahan polypropylene spunbound untuk membuat APD disediakan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Bahan yang disediakan tersebut dijahit di BLK Disnaker Kota Semarang. “Sesuai arahan Wali Kota Semarang, konsep produksi APD kami adalah Bergerak Bersama, sehingga peran masyarakat menjadi faktor penting pencapaian target produksi tersebut,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan pakaian APD yang diproduksi oleh Pemkot Semarang ini tidak akan diperjual belikan. APD yang diproduksi Pemkot Semarang akan didistribusikan secara gratis untuk pemenuhan stok APD yang saat ini sangat dibutuhkan. “Untuk distribusinya ke rumah sakit mana saja, akan menjadi wewenang Dinas Kesehatan Kota Semarang berdasarkan kebutuhan bagi penanganan pasien Corona,” tambah Wakil Wali Kota Semarang ini.