REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mabruroh, Wahyu Suryana
Kebaikan-kebaikan yang diinisiasi warga dan lembaga filantropi terus bergulir di tengah mewabahnya virus korona baru alias Covid-19. Berbagai langkah dilakukan untuk meringankan beban berbagai pihak pada masa-masa sulit ini.
Saat sejumlah rumah makan memilih tutup, rumah makan Soto Seger Boyolali (SSB) Hj Amanah justru membagi-bagikan 500 porsi soto secara gratis untuk masyarakat di sekitar. CEO SSB Ubaidilah mengatakan, yang membuka program 500 porsi gratis adalah cabang SSB di Lebak Bulus dan Pamulang.
Ia tidak menampik sejak adanya kebijakan mengurangi kegiatan di luar rumah sangat berdampak pada usahanya. Kendati demikian, ia tidak berkecil hati dan turut membantu program di rumah saja dengan membagikan 500 porsi soto secara gratis sejak 26 Maret.
"Ya namanya berbagi, tapi yang jelas kita melakukan ini dengan apa yang bisa kita lakukan. Sekarang sedang berlomba-lomba, berkontribusi. Memang secara penjualan dengan kondisi begini kita semua turun, yang namanya restoran kena imbas, buat saya ini obatnya berbagi dan berbagi optimisme," kata Ubaidilah, Senin (30/3).
Selain 500 porsi gratis, rumah makannya juga masih membuka sistem hantaran bagi masyarakat yang ingin makan di rumah. Dengan begitu, ia berharap masih bisa membantu masyarakat yang ingin memesan makanan.
Dalam kondisi normal, SSB buka sejak pukul 06.00 WIB sampai 22.00 WIB. Namun, sementara waktu selama pandemi Covid-29, SSB hanya buka pukul 10.00 WIB sampai 20.00 WIB. Masyarakat yang ingin mendapatkan soto gratis ini bisa menghubungi 081357371715 SSB Pamulang dan 08118956560 SSB Lebak Bulus.
Masyarakat hanya perlu mengisi format mengikuti program gratis tersebut serta mengisi alamat rumah. Kemudian, kurir SSB akan mengantarkan langsung makanan ke rumah-rumah. Namun, untuk waktu pengiriman hanya ada dua kali dalam satu hari, yakni pengiriman pukul 10.00-11.00 WIB dan pukul 17.00-18.00 WIB.
Di Tangerang Selatan, sejumlah pemuda RW 019, Kelurahan Serua, Ciputat, melakukan penyemprotan disinfektan swadaya di sejumlah fasilitas publik. Hal itu dilakukan sebagai langkah konkrit melawan Covid-19.
Penyemprotan disinfektan tersebut menyasar sejumlah permukiman warga. Dilanjutkan dengan tempat ibadah, sekolah, dan pusat keramaian di lingkungan perumahan Vila Dago Tol, Tangsel.
Ketua Karang Taruna RW 019 Sulistyawan mengatakan, penyemprotan disinfektan ini adalah ikhtiar dan inisiatif pemuda dalam membantu pemerintah menekan penyebaran virus korona. Tak hanya itu, ia pun meminta kepada semua pihak untuk turut serta dalam memerangi penyebaran tersebut.
"Yang pertama yang harus kita lakukan adalah tetap waspada dan mengikuti anjuran pemerintah melakukan social distancing tetap diam di rumah agar tidak tertular atau menjadi media penularan virus," ungkap Sulistyawan di Serua, Senin (30/3)
Selain melakukan penyemprotan, pihaknya juga memberikan sosialisasi kepada warga tentang virus Covid-19. Mulai dari anjuran menjaga jarak, mengajarkan cara cuci tangan dengan benar, hingga menerapkan hidup bersih dan sehat.
Ketua Umum Suara Kreasi Anak Bangsa, Dodi Prasetya Azhari mengatakan bahwa kegiatan penyemprotan ini merupakan tindakan gotong-royong yang disadari atas semangat solidaritas para pemuda terhadap lingkungan.
Menurut Dodi, sebagai pemuda harus cepat tanggap terhadap kejadian, serta jangan terlalu menunggu bantuan dari pemerintah. "Situasi sekarang ini, kita justru harus lebih peka dan ikut berpartisipasi membantu pemerintah dalam upaya penanganan dan pencegahan dari virus Covid-19 ini," ungkap Dodi.
Produksi keluarga
Melihat tingginya kebutuhan alat pelindung diri (APD), Rektor Universitas Islam Indonesia, Prof Fathul Wahid, bersama istri, Dr Nurul Indarti, dan kedua anaknya berinisiatif membuat pelindung wajah.
Dalam lima jam, kata Fathul, di sela-sela mereka bekerja atau belajar di rumah, keluarga ini mampu memproduksi 35 unit pelindung wajah.
"Insya Allah, besok dapat didistribusikan 100-an," kata Fathul, kemarin.
Pelindung wajah itu dinamai Tim57 karena dibuat di Jalan Timoho 5 Nomor 7. Mulai Kamis (26/3) lalu, Tim57 telah rapi dan siap diambil RS JIH dan akan dibagi ke RS PDHI dan RS-RS milik UII jika memungkinkan.
"Dengan ukuran 28 x 28 berbahan mika, hanya diperlukan Rp 5.000-an per unit," ujar Guru besar Bidang Ilmu Sistem Informasi UII tersebut. Fathul menegaskan, pelindung wajah yang diproduksinya ini tidak diperjualbelikan.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga mencatat, sejak Senin (2/3) hingga Jumat (27/3), 254.086 jiwa telah merasakan manfaat dari ribuan aksi yang dilakukan 4.206 relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI).
Direktur Program Aksi Cepat Tanggap Bambang Triyono melaporkan, ribuan aksi tersebut dilakukan pada 22 provinsi dengan koordinasi di bawah Posko Nasional Aksi Cepat Tanggap dan Posko Wilayah di bawah koordinasi cabang ACT.
“Hingga Jumat lalu, ribuan aksi sudah kita lakukan. Hal itu tentu tidak lepas dari dukungan sahabat dermawan dan para relawan MRI. Melihat masih adanya penyebaran Covid-19 beberapa waktu ke depan, insya Allah ACT akan terus melakukan ikhtiar yang lebih masif lagi,” ujar Bambang.
Sejumlah aksi yang dilakukan, yakni disinfektanisasi, distribusi bahan pangan, pembagian makanan siap santap, pelayanan kesehatan, distribusi Air Minum Wakaf, sosialisasi dan edukasi, aksi preventif, distribusi APD, operasi pangan gratis, operasi makan gratis, hingga operasi beras gratis.
Aksi ACT juga menjangkau ratusan masjid, sekolah, perkantoran, musala, puluhan area publik, rumah sakit, kantor pemerintahan, perumahan warga, pesantren, universitas, pertokoan, gereja, rumah tahanan, puskesmas dan posyandu. Sejauh ini, ACT juga melibatkan 77 warteg dalam program turunan Operasi Makan Gratis.
Rumah Zakat juga menyosialisasikan gerakan di rumah saja, memberikan APD kepada tenaga medis, dan memberikan jaminan sosial ke masyarakat prasejahtera berupa bingkisan sembako. Bila terjadi karantina wilayah di DKI Jakarta dan daerah lainnya, Rumah Zakat bertekad meningkatkan jumlah bingkisannya.
CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, mengatakan, hal yang harus disiapkan dalam karantina wilayah adalah jaminan sosial, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu.
"Jaminan sosial penting ketika karantina wilayah diberlakukan. Yang paling terdampak pedagang asongan, pedagang kaki lima, ojek, penjual gorengan, dan lain-lain itu yang akan kita prioritaskan," kata Nur, Senin (30/3).
Kiprah Pemuda DMI
Pemuda Dewan Masjid Indonesia (PDMI) selama wabah corona berlangsung aktif mengirim paket madu dan telur untuk petugas medis di banyak rumah sakit di Jakarta. PDMI juga memberikan paket yang sama untuk petugas-petugas di rumah-rumah ibadah terutama masjid.
Ketua Pemuda DMI Arief Rosyid mengatakan setiap hati tim PDMI bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk memberikan dukungan kepada masyarakat dan petugas medis.
Pada saat jamaah Masjid Kebon Jeruk diisolasi akibat tiga jamaah lainnya terduga terpapar Covid-19, PDMI pun memberikan paket bantuan. Bantuan ini disampaikan Ketua Pemuda DMI dan diterima langsung ketua DKM masjid.
"Alhamdulillah Pemuda DMI telah selesai mengantarkan madu dan telur untuk penjaga dan jamaah Masjid Jami Kebon Jeruk yang sedang diisolasi," kata Arief Rosyid.
Arief yang juga wakil ketua timnas penanganan corona DMI mengatakan selain memberikan madu dan telur, mereka juga menyumbangkan disinfektan di 10 ribu masjid.
Bantuan ini, menurut dia, merupakan arahan dari Wakil Ketua DMI Syafruddin untuk segera melihat langsung lokasi dan membawa bantuan.
Arief berharap, dengan adanya peristiwa jamaah yang berkumpul di satu tempat termasuk di rumah ibadah terinfeksi Covid-19, warga dan umat Islam pada khususnya bisa belajar untuk lebih waspada terhadap penyebaran virus corona.
Arief menceritakan, penyebaran yang masif dari rumah ibadah juga terjadi di Korea dan Iran. Untuk itu, agar Indonesia tidak mengalami hal yang sama, umat Islam harus memperhatikan kebersihan diri, lingkungan, dan masjid.
"Hadis kebersihan sebagian dari iman itu harus ditegakkan dan ini momentumnya," kata Arief yang juga dokter gigi ini.
(zahrotul oktaviani/fuji e permana/abdurrahman rabbani ed: fitriyan zamzami)