Selasa 31 Mar 2020 21:38 WIB

Dompet Dhuafa Pasang Bilik Sterilisasi di RS UII

Antiseptik yang digunakan aman diaplikasikan kepada manusia.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Dompet Dhuafa mengadakan fasilitas bilik disinfektan (Antiseptic Body Chamber) yang di tempatkan berbagai fasilitas umum di wilayah Jawa Timur.
Foto: istimewa
Dompet Dhuafa mengadakan fasilitas bilik disinfektan (Antiseptic Body Chamber) yang di tempatkan berbagai fasilitas umum di wilayah Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Crisis Center Cegah Tangkal Corona (CCCTC) Dompet Dhuafa memperluas pencegahan seperti pemasangan antiseptic body chamber. Kali ini, bilik sterilisasi antiseptik dilaksanakan di Rumah Sakit UII.

Pemasangan menggunakan dana kemanusiaan donasi masyarakat dan lembaga yang peduli kepada penanggulangan Covid-19 dan masalah-masalah kemanusiaan lain. Pemasangan bilik sterilisasi antiseptkc dilakukan untuk mencegah penularan dari luar dan membantu tenaga medis berjuang menangani Covid-19. Antiseptik yang digunakan aman diaplikasikan kepada manusia.

Baca Juga

"Dengan konsentrasi yang sesuai anjuran produk masing-masing," kata Pimpinan Dompet Dhuafa Yogyakarta, Bambang Edi Prasetyo, Selasa (31/3).

Ia menuturkan, pemasangan antiseptic body chamber itu akan dilakukan terus di DIY, terutama di wilayah-wilayah zona merah Covid-19. Pemasangan ditegaskan tidak meninggalkan metode pencegahan transmisi penularan virus.

Baik dari droplets maupun menempel di permukaan benda dengan upaya-upaya cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun setiap waktu. Termasuk, memperhatikan secara rinci komposisi bahan cairan antiseptic yang dipakai.

"Yaitu, chloroxylenol (4,8 persen) pengenceran 25 mililiter per satu liter air atau benzalkonium klorida (1,1856 persen) pengenceran 45 mililiter per satu liter air," kata Ketua (CCCTC) Dompet Dhuafa, Yeni Purnamasari.

Ia menegaskan, perlu edukasi kepada para pengguna terkait lama pemakaiannya, paparan tidak langsung terhadap mata dan tidak ditelan. Terlebih, mengingat bahan-bahan aktif tersebut bersifat surfaktan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement