Pekerja Palestina mengisi tong dengan semen yang akan digunakan untuk memblokir jalan sebagai langkah untuk membatasi pergerakan karena pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 virus Corona di kota Hebron, West Bank, Senin (30/3). Menurut laporan, pihak berwenang Hebron memerintahkan penutupan penuh setelah tiga kasus baru Covid-19 dikonfirmasi pada 29 Maret (FOTO : EPA)
Pekerja Palestina mengisi tong dengan semen yang akan digunakan untuk memblokir jalan sebagai langkah untuk membatasi pergerakan karena pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 virus Corona di kota Hebron, West Bank, Senin (30/3). Menurut laporan, pihak berwenang Hebron memerintahkan penutupan penuh setelah tiga kasus baru Covid-19 dikonfirmasi pada 29 Maret (FOTO : EPA)
Pekerja Palestina mengisi tong dengan semen yang akan digunakan untuk memblokir jalan sebagai langkah untuk membatasi pergerakan karena pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 virus Corona di kota Hebron, West Bank, Senin (30/3). Menurut laporan, pihak berwenang Hebron memerintahkan penutupan penuh setelah tiga kasus baru Covid-19 dikonfirmasi pada 29 Maret (FOTO : EPA)
Seorang polisi Palestina mengatur lalu lintas saat penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus Corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19 di kota Gaza, Senin (30/3). Menurut media setempat, sembilan dari total 97 kasus virus Corona (per 29 Maret 2020) di wilayah Palestina telah dikonfirmasi di jalur Gaza (FOTO : EPA)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Pandemi Covid-19 di daerah konflik seperti Palestina menimbulkan dilema. Antara terus maju memperjuangkan cita-cita politik atau rehat sejenak mengatur strategi menghadapi musuh bersama baru, corona.
sumber : EPA EFE
Advertisement