REPUBLIKA.CO.ID, Pada 1988 Salman Rushdie mengumumkan The Satanic Verses. Novel itu konon mengambil sebagian bahannya dari cerita tentang Nabi Muhammad SAW.
Setahun kemudian Ayatullah Khomeini dari Iran mengeluarkan fatwa. Isinya, Rushdie dan siapa saja yang turut menerbitkan novel itu mesti "dihukum mati". Karya penulis Inggris asal India itu dianggap "menentang Islam, Nabi (Muhammad SAW), dan Alquran."
Dalam suasana seperti itu penulis Inggris lainnya berupaya mengatasi ketegangan antara Dunia Barat dan Dunia Islam. Ia ingin memupus apa yang disebutnya "penyakit takut-Islam yang melekat pada masyarakat Barat" (endemic Islamophobia of the West).
Ia yakin, harus ada pemahaman yang tepat mengenai Islam, termasuk mengenai Muhammad SAW. Ia pun menulis biografi Sang Nabi.
Penulis itu, tentu, adalah Karen Armstrong. Ia lahir di Wildmoor, Worcestershire, Inggris, 14 November 1944. Dari 1962 hingga 1969 ia berdiam di biara Serikat Yesus Putra Kudus (Society of the Holy Child Jesus). Lantas ia keluar dari biara, bahkan pernah menganggap dirinya ateis, dan akhirnya jadi "freelance monotheist".
Armstrong mempelajari sastra di Universitas Oxford, Inggris. Perhatiannya lalu tercurah pada agama-agama besar. Ia pun mengajar di Leo Baeck College, London.
Diawali dengan bukunya, Through the Narrow Gate (1981) tentang pengalamannya sebagai "biarawati minggat" (runaway nun), ia menulis buku tentang Islam, Kristen, Judaisme, dan Buddhisme. A History of God: The 4000-Year Quest of Judaism, Christianity and Islam (1993), tentu, adalah bukunya yang amat terkenal, tak terkecuali di sini.
Dalam studi Islam, ia tergabung dalam Himpunan Ilmu Sosial Muslim (Association of Muslim Social Sciences). Pada 1999 Pusat Islam Kalifornia Selatan (Islamic Center of Southern California) menghargainya sebagai penjalin saling pengertian antaragama. Ia pun menerima penghargaam Muslim Public Affairs Council Media Award.
Bukunya, Muhammad: A Biography of the Prophet terbit pertama kali pada 1991. Ada pula terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Buku ini kiranya bisa dilihat sebagai salah satu biografi Muhammad karya orang Barat non-Muslim. Armstrong melihat Muhammad SAW sebagai "manusia paling menakjubkan yang pernah hidup" (the most remarkable human beings who ever lived).
Untuk menuturkan riwayat Muhammad SAW, Armstrong antara lain merujuk pada sumber-sumber klasik, semisal dari Ibnu Ishaq (w 767), Muhammad bin Sa'd (w 848), Abu Jafar at-Tabari (w 923), dan Muhammad bin Umar al-Waqidi (w 820).
Tentu, cara dia menulis sejalan dengan metode historiografi modern: berpijak pada fakta, analitis, dan kontekstual. Gayanya simpatik, hingga paparannya sering terasa seakan berasal "dari dalam".
Biografi Muhammad SAW susunan Armstrong singkat saja, tak sampai 300 halaman. Uraiannya hanya teridiri dari 10 bab, mulai dari gambaran situasi historis yang melatari tugas kenabian Muhammad SAW hingga apa yang terjadi tatkala Paduka wafat.
Soal kontroversial mengenai apa yang disebut "the satanic verses" dibahasnya pula. Mungkin istilah yang tepat bukan "singkat," melainkan "padat". Pembaca terbantu untuk mengenali sosok Sang Nabi beserta misinya secara akurat.
"Barangkali kita bisa mulai dengan bertolak dari sosok Muhammad: tokoh yang pelik, penuh gairah, dan ada kalanya melakukan sesuatu yang sulit kita terima, tapi secara gemilang mampu merintis tatanan yang kokoh, menemukan agama dan tradisi budaya yang tidak didasarkan pada pedang, tidak seperti menurut mitos Barat, dan yang nama agamanya, 'Islam,' mementingkan kedamaian dan rekonsiliasi," tulis Armstrong di akhir bukunya itu.