REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dinas Kesehatan Kota Padang, Sumatera Barat meminta warga yang berada di zona merah corona virus disease (Covid-19) tidak perlu sampai panik dan khawatir. Yang terpenting adalah melakukan antisipasi agar tidak tertular.
"Yang harus dipahami corona itu hidup di inangnya yaitu manusia, virus ada di dalam saluran pernafasan dalam cairan, ketika ada yang batuk maka tutup mulut dengan tisu atau sapu tangan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Feri Mulyani di Padang, Kamis (2/4).
Menurut dia saat ini ada tiga kecamatan di Padang yang merupakan zona merah yaitu Lubuk Begalung, Padang Timur, dan Koto Tangah karena ditemukan ada kasus positif di wilayah itu.
Oleh sebab itu yang perlu dilakukan agar tidak tertular adalah melakukan pembatasan sosial untuk menghindari terkena droplet atau cairan dari mulut dari pasien yang positif.
"Jarak droplet itu paling kurang satu meter, jadi jarak aman dengan orang lain satu meter minimal," katanya.
Kemudian ia mengimbau semua warga tidak hanya di zona merah namun semua wilayah untuk sementara waktu tidak bepergian ke tempat umum.
Kalau pun terpaksa harus bepergian usahakan pakai masker, kita tidak pernah tahu ada orang yang ternyata pembawa virus namun tanpa gejala, katanya.
Apalagi Padang sudah zona merah maka sikap dan perilaku hidup sehat perlu ditingkatkan.
Lakukan pembatasan sosial, jaga kebersihan, berdiam diri di rumah tiga minggu ke depan maka penyebaran corona bisa ditekan, kata dia.
Ia mengakui jika dilakukan karantina wilayah secara penuh maka potensi penularan dapat ditekan akan tetapi terdapat sejumlah aturan soal ini.
Terkait adanya warga dari perantauan yang kembali ke Padang ia mengimbau untuk melakukan isolasi mandiri selama dua pekan dan melapor kepada petugas kesehatan untuk di data.
Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan Kota Padang hingga 1 April 2020 terdapat 2.895 pelaku perjalan dari daerah terjangkit, 75 orang dalam pemantauan, 11 pasien dalam pengawasan, 6 positif, 1 meninggal,4 negatif, dan 1 orang menunggu hasil.