Jumat 03 Apr 2020 10:55 WIB

Skimming Kartu Kredit Marak di AS Selama Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 menciptakan hal unik, dimana transaksi daring meningkat.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Pandemi Covid-19 menciptakan hal unik, dimana transaksi daring meningkat (Foto: ilustrasi kartu kredit)
Foto: loktavia.blogspot.com
Pandemi Covid-19 menciptakan hal unik, dimana transaksi daring meningkat (Foto: ilustrasi kartu kredit)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi skimming kartu kredit meningkat di tengah maraknya belanja daring, karena pandemik virus corona (Covid-19). Belanja daring menjadi sarana alternatif bagi banyak orang Amerika. Hal itu mengekspos privasi mereka terhadap kejahatan daring, seperti skimming kartu kredit digital.

Skimming ada selama bertahun-tahun, tapi pandemi Covid-19 menciptakan situasi unik, di mana lebih banyak transaksi daring diproses daripada biasanya,” kata Direktur Threat Intelligence di Malwarebytes, Jérôme Segura, dilansir di Fox News, Jumat (3/4).

Baca Juga

Banyak orang yang baru belajar belanja daring, saat situasi pandemik global ini. Skimming kartu kredit digital terjadi ketika malware “disuntikkan” ke halaman pembayaran belanja dengan tujuan mencuri informasi kartu kredit. Tindak kejahatan ini berbeda dari metode lama, di mana penjahat menggunakan skimmer kartu fisik yang tersembunyi, misalnya, pembaca kartu kredit ATM.

Salah satu kasus skimming kartu kredit digital yang terkenal terjadi pada 2018, ketika data dari 380 ribu kartu dicuri dari situs British Airways. RiskIQ mengaitkan kasus itu dengan Magecart, istilah umum yang mencakup berbagai kelompok kejahatan dunia maya.

Pada 20 Maret lalu, Malwarebytes menemukan skimming kartu kredit di situs Tupperware. Unggahan blog Segura menuliskan situs resmi Tupperware dikaitkan dengan menyembunyikan kode berbahaya dalam file gambar yang mengaktifkan formulir pembayaran penipuan selama proses checkout. Tupperware menghapus file berbahaya itu.

“Sebagai konsumen, biasanya ada sedikit indikasi bahwa situs tempat Anda akan memasukkan detail kartu kredit tidak aman. Ini adalah bonanza bagi para penjahat yang mengharapkan hasil lebih tinggi dari toko-toko yang telah mereka bahayakan,” tulis Segura.

Tupperware mengatakan sedang merespons ancaman tersebut. Tupperware segera meluncurkan penyelidikan, mengambil langkah-langkah menghapus kode tidak sah. Perusahaan juga melibatkan firma forensik keamanan data terkemuka untuk membantu dalam penyelidikan, serta menghubungi penegak hukum.

“Ada hal yang dapat Anda lakukan untuk meminimalkan risiko dan berlatih belanja daring yang aman,” kata Segura.

Hindari memasukkan informasi pembayaran Anda ke terlalu banyak situs berbeda. Sebagai gantinya, cobalah tetap pada satu atau dua portal utama yang sudah memiliki data yang disimpan di profil akun Anda. Gunakan perangkat lunak antivirus yang menawarkan perlindungan web. Periksa laporan bank dan kartu kredit secara teratur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement