Ahad 05 Apr 2020 07:34 WIB

Pesepak Bola Inggris Jelaskan Alasan Tolak Potong Gaji

Pemotongan gaji 30 persen di tengah pandemi corona tak temui kata sepakat.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Endro Yuwanto
Logo Liga Primer Inggris. Liga Inggris dan Serikat Pesepak Bola Inggris (PFA) gagal mencapai kesepakatan mengenai proposal pemotongan gaji sebesar 30 persen di tengah pandemi virus corona (covid-19).
Foto: premierleague.com
Logo Liga Primer Inggris. Liga Inggris dan Serikat Pesepak Bola Inggris (PFA) gagal mencapai kesepakatan mengenai proposal pemotongan gaji sebesar 30 persen di tengah pandemi virus corona (covid-19).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pesepak bola Liga Primer Inggris sedang mengerjakan proposal untuk menggalang dana bantuan bagi Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS). Ini setelah pihak Liga Inggris dan Serikat Pesepak Bola Inggris (PFA) gagal mencapai kesepakatan mengenai proposal pemotongan gaji sebesar 30 persen di tengah pandemi virus corona (covid-19).

Para pemain yang berbasis di Italia dan Spanyol telah setuju untuk melakukan pengurangan upah setelah pertandingan dihentikan bulan lalu. Namun para pemain top Inggris belum menemukan pengaturan yang dapat diterima untuk menunda atau menyumbangkan sebagian dari upah pemain untuk tujuan yang baik.

PFA mengutarakan kekhawatiran bahwa rencana pemotongan gaji pemain Liga Primer bakal mengurangi pendapatan dari pajak yang berpengaruh terhadap pendanaan tenaga medis Inggris. NHS, antara lain didanai dari hasil pendapatan negara melalui pajak, termasuk yang dikenakan terhadap pesepak bola profesional di Inggris.

"Para pemain sadar bahwa total potongan pajak dari gaji mereka berkontribusi signifikan terhadap pembiayaan layanan publik penting, yang saat ini perannya sangat dibutuhkan," kata sebuah pernyataan PFA dikutip dari Independent, Ahad (5/4). "Tawaran pemotongan 30 persen gaji tahunan setara lebih dari 500 juta poundsterling atau berkurangnya pendapatan pajak pemerintah sekira 200 juta poundsterling."