REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN - Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD dr Soedono Madiun, Dwi Siwi Mardiati, mengatakan rumah sakit setempat pernah sampai membutuhkan 70 alat pelindung diri (APD) setiap harinya untuk menangani pasien terinfeksi Covid-19. Menurut dia, ketersediaan APD untuk menangani pasien Corona di RSUD dr Soedono Madiun saat ini masih mencukupi. Namun stok yang tersedia semakin berkurang.
"Sebetulnya kebutuhan APD itu tergantung dari jumlah pasien Covid-19 yang sedang dirawat. Saat RSUD Soedono merawat 20 lebih pasien dengan status PDP dan positif Covid-19 beberapa hari lalu, kebutuhan APD bisa mencapai 70 seragam tiap harinya," ujar Dwi Siwi kepada wartawan, Sabtu (5/4).
Jika kebutuhan APD tidak segera tercukupi, dikhawatirkan APD akan habis sebelum masa perawatan pasien Covid-19 berakhir. "Uang untuk membeli APD ada, tapi barangnya yang tidak ada," kata Dwi Siwi.
Selama ini, ketersediaan APD di RSUD dr Soedono Madiun disuplai dari berbagai cara yakni melalui pengadaan sendiri maupun bantuan dari berbagai pihak. Sebelumnya, pihak rumah sakit telah memesan 500 unit APD kepada rekanan vendor dan penjahit yang bisa menyediakan pakaian khusus sekali pakai tersebut dengan bahan dan kualitas sesuai standar APD. Namun, upaya penyediaannya membutuhkan waktu.
"Selain itu, kami juga mendapat bantuan dari BPBD Provinsi Jawa Timur sebanyak 100 APD per hari. Ada juga bantuan dari pihak lain, namun tidak banyak," kata dia.
Siwi menjelaskan kebutuhan APD di rumah sakit setempat masih cukup tinggi. Hal itu untuk mengantisipasi adanya kenaikan jumlah pasien dicurigai Covid-19 seperti beberapa waktu lalu yang mencapai lebih dari 30 pasien.
Dia bersyukur jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan terkonfirmasi positif Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Soedono Madiun sudah berkurang drastis. Saat ini rumah sakit setempat masih merawat satu pasien positif Covid-19 asal Kabupaten Madiun setelah delapan pasien Covid-19 lainnya asal Magetan dinyatakan sembuh dan dipulangkan.
Sedangkan pasien dengan status PDP tercatat sebanyak enam orang. Jumlah tersebut dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan hasil uji spesimen yang telah keluar ataupun terdapat temuan kasus baru.