Senin 06 Apr 2020 18:55 WIB

Harga Ayam di Peternak Anjlok

Menurut peternak, harga ayam tingkat di beberapa daerah saat ini hanya Rp 7 ribu.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Peternak memberi air minum dan pakan di salahsatu peternakan ayam potong di Desa Bengle, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (8/7/2019).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Peternak memberi air minum dan pakan di salahsatu peternakan ayam potong di Desa Bengle, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (8/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Abbi Angkasa Perdana Darmaputra, peternak saat ini berduka. Dia mengatakan peternak yakin nasib mereka dirusak oleh segelintir orang yang bermain harga secara nasional dan sangat menular.

"Harga ayam rusak di wilayah perbatasan sejak 22 maret lalu makin hancur dan hancur hingga sampai di beberapa daerah hanya Rp 7 ribu. Ini mengerikan," katanya.

Baca Juga

Ironisnya, kata dia, di pasar becek dan di supermarket harga masih Rp 30 ribu dan tertinggi Rp 35 ribu. Bahkan, di beberapa areal seperti Bandung dan sekitarnya, harga ayam malah naik menjadi Rp 36 ribu dan telur menjadi mahal. "Peternak menderita. Rakyat menderita," katanya.

Abbi mengatakan, peternak berandai-andai, kalau pun merugi seharusnya masyarakat yang menikmati harga ayam murah. Jadi, bukan mafia-mafia pasar yang membeli murah tapi menjual dengan harga tinggi.

"Saya sedih melihat ini. Operasi pasar hanya omong kosong. Ditambah ketakutan corona. Pasar yang buka tutup membuat harga dimainkan," katanya.

Abbi mengaku, di beberapa lokasi ayam yang masih berumur 3 sampai 10 hari dimusnahkan secara massal. Karena, peternak sudah bingung kalau harga begini mau darimana beli pakan.

"Utang kami makin menggunung. Baik ke pabrik pakan maupun ke agen pakan. Mau dijadikan seperti apa peternak ?" katanya.

Abbi berharap, ada langkah kongkrit dalam menyelesaikan harga ayam nasional dan rantai distribusinya. Karena, rantai distribusi dengan disparitas harga yang tinggi akan menjadi tidak sehat untuk semua pihak. "Jika industri ini hancur. Bagaimana nasib peternak," katanya.

Menurut Peternak Mandiri Lokasi Kuningan-Cirebon, Muhammad Miftahudin, karena harga jual ayam yang rendah, maka ia door to door berjualan ayam hidup ke kampung-kampung. Selain itu, ia pun menjual sesuai data pesanan konsumen. Setelah pesanannya pasti, maka diantarkan ke konsumen.

"Ya, tapi baru 1000 ekor dalam 3 hari yang terjual. Biasanya dalam kondisin normal 3 hari bisa menjual 12 ribu ekor atau sekitar 4 ribu ekor per hari," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement