REPUBLIKA.CO.ID, GUAYAQUIL -- Dengan kamar mayat dan rumah duka yang penuh di Guayaquil, Ekuador, jenazah korban virus corona disimpan di rumah, dikubur di lapangan, atau disimpan di lemari pendingin. Saat ini Ekuador sedang berjuang mengumpulkan dan mengubur korban Covid-19 dengan benar. Foto-foto kontainer berpendingin raksasa di luar rumah sakit umum di kota muncul pekan ini.
Pemerintah Ekuador mengonfirmasi tiga kontainer tersebut digunakan untuk menyimpan mayat sampai kuburan dapat disiapkan, dilansir di France 24, Selasa (7/4). Pelayanan kesehatan, pemakaman, dan rumah duka kewalahan menangani jenazah yang terus berdatangan. Selain itu, jam malam yang ketat membatasi gerakan warga sehingga mengumpulkan dan menguburkan jenazah corona telah menjadi masalah kritis di Guayaquil.
Video yang diunggah di media sosial dalam beberapa hari terakhir dimaksudkan untuk menunjukkan keluarga menguburkan orang yang mereka cintai di lapangan bermain atau menjaga jenazah di rumah mereka selama berhari-hari sambil menunggu pihak berwenang mengambil jenazah tersebut. Antrean kendaraan dengan peti mati di bak mobil pikap atau diikat ke atap mobil juga terlihat berbaris di luar kuburan.
"Ke mana pun kami pergi, aroma mayat tercium," kata Glenda Larrea Vera, seorang tetangga keluarga yang menyimpan mayat di rumah mereka.
"Ada rumah dekat sini dengan orang tua di dalamnya. Ibu saya yang berusia 80 tahun ada di sini dan dia memiliki masalah pernapasan. Kami khawatir sama seperti mereka karena bayangkan saja, mereka harus membawa mayat ke teras atau jalan," katanya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, polisi dan tentara dikirim ke kota pekan lalu untuk mengumpulkan mayat. Hanya dalam tiga hari, 150 mayat dipindahkan dari jalanan dan rumah.
Ekuador telah mencatat sekitar 3.600 kasus virus corona dan 180 kematian, dengan lebih dari 80 kematian di Guayaquil. Namun, Presiden Lenin Moreno mengatakan, jumlah korban sebenarnya mungkin lebih tinggi karena pihak berwenang tidak dapat mengimbangi penyebaran virus yang cepat.