Selasa 07 Apr 2020 20:20 WIB

Pemkot Solo Mulai Lakukan Rapid Test untuk ODP

Jumlah ODP di Solo bertambah dari hari sebelumnya 286 menjadi 311 orang.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas medis mengambil sampel darah rapid test.
Foto: ANTARA/Jojon
Petugas medis mengambil sampel darah rapid test.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah menerima jatah alat rapid test sebanyak 75 unit dari Pemprov Jateng. Pemkot mulai melakukan pemeriksaan bagi orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 menggunakan alat tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, rapid test yang diberikan kepada DKK khusus digunakan untuk memeriksa ODP. Selain DKK, sejumlah rumah sakit di Solo juga menerima piranti rapid test langsung dari Dinas Kesehatan Provinsi dengan jumlah berbeda.

"Pemeriksaannya sudah kami mulai hari ini di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno nanti sampai tiga hari ke depan. Saya akan menyampaikan hasilnya setelah melapor kepada pimpinan," kata Siti saat jumpa pers di kompleks Balai Kota Solo, Selasa (7/4).

Siti menjelaskan, terbatasnya alat menyebabkan Pemkot membuat prioritas ODP yang diperiksa menggunakan rapid test. Yakni, ODP yang dalam pengamatan DKK berisiko, ODP yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi Covid-19. Kemudian, ODP dengan faktor-faktor risiko.

"Kami lihat dari hasil pemantauan dan hasil saat screening, ini jadi proritas kami. Kalau 75 ODP tidak terpenuhi misalnya orangnya tidak datang, kami akan geser ke nominasi yang di bawahnya," ungkap Siti.

Nantinya, hasil rapid test bisa positif maupun negatif. Jika hasilnya positif, maka harus dilakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengetahui apakah pasien tersebut benar-benar positif Corona. "Hasil rapid test ini sebetulnya tidak untuk diagnosa, diagnosa tetap pakai swab," ujarnya.

Namun, jika hasilnya negatif, maka ODP harus menjalani karantina 14 hari. Sebab, hasil rapid test negatif belum tentu negatif Corona. Karantina mandiri bertujuan untuk meminimalisasi penyebaran Corona karena dikhawatirkan ODP tersebut menjadi pembawa (carier) virus.

"Hasil negatif itu bisa positif. Kita harus hati-hati di rapid test. Masyarakat merasa hasilnya negatif jangan kemudian kemana-mana nanti bisa menjadi sumber penularan," ucapnya.

Berdasarkan data dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Solo pada Selasa (7/4), jumlah pasien terkonfirmasi positif Corona menjadi lima orang. Rinciannya, dua orang dirawat, satu orang sembuh, dan dua orang meninggal dunia. Kemudian, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) menjadi 47 orang. Rinciannya, sebanyak 17 pasien dirawat, 23 pasien sembuh, dan tujuh orang meninggal dunia.

Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada penambahan cukup signifikan dari hari sebelumnya 286 orang menjadi 311 orang. Rincian ODP tersebut sebanyak tiga orang menjalani rawat inap, 147 orang rawat jalan di puskesmas, dan 161 orang rawat jalan di rumah sakit. Kemudian, jumlah yang selesai pemantauan seluruhnya ada 113 orang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement