Rabu 08 Apr 2020 07:20 WIB

Wall Street Berakhir Lebih Rendah

Pemulihan Wall Street baru-baru ini adalah berkat paket stimulus dua triliun.

New York Stock Exchange
Foto: AP Photo/Mark Lennihan
New York Stock Exchange

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street mencatat keuntungan awal yang lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (7/4), karena momentum pasar menurun pada akhir sesi. Reli pada pada menit-menit jelang penutupan menunjukkan masih banyak investor takut pasar saham AS terancam jatuh kembali karena ketidakpastian seputar pandemi Virus Corona.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 26,13 poin atau 0,12 persen, menjadi ditutup pada 22.653,86 poin. Indeks S&P 500 turun 4,27 poin atau 0,16 persen, menjadi berakhir di 2.659,41 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 25,98 poin atau 0,33 persen, menjadi 7.887,26 poin.

Dipicu oleh tanda-tanda awal dari wabah mulai stabil di beberapa titik panas AS, termasuk negara bagian New York, S&P 500 diperdagangkan naik 3,5 persen selama sesi. Sayangnya, S&P 500 turun tajam pada sore hari sebesar 0,16 persen. Namun, indeks tetap naik 19 persen dari level terendah 23 Maret.

Sebagian besar pemulihan Wall Street baru-baru ini adalah berkat paket stimulus dua triliun yang bertujuan merangsang ekonomi karena banyak negara berhibernasi untuk memperlambat penyebaran Virus Corona. Namun, banyak investor tetap skeptis bahwa kenaikan Wall Street baru-baru ini merupakan awal dari pemulihan berkelanjutan.

Scott Wren, ahli strategi ekuitas global senior di Wells Fargo Investment Institute di St Louis, adalah di antara banyak investor yang skeptis tentang kekokohan reli baru-baru ini.

"Masih rentan. Katakanlah berita virus berubah menjadi lebih buruk, pasar tidak akan menyukainya," Wren memperingatkan seperti dikutip oleh Reuters.

Di sisi data, kepercayaan pemilik usaha kecil terhadap ekonomi AS turun paling besar pada Maret ketika wabah virus corona menghancurkan perekonomian, menurut Federasi Nasional Bisnis Independen (NFIB). Indeks Optimisme Bisnis Kecil NFIB turun 8,1 poin pada Maret menjadi 96,4, penurunan bulanan terbesar dalam sejarah survei.

Pada Selasa sore, lebih dari 386.000 kasus yang dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat menurut data dari Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins, total kematian mencapai 12.285 orang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement