Rabu 08 Apr 2020 17:03 WIB

Erick Thohir: Kualitas Atas Tes Swab dari Swiss Terbaik

Satu alat tes swab berkapasitas 500 spesimen per hari.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyampaikan bahwa alat tes swab Covid-19 atau polymerase chain reaction (PCR) dari perusahaan farmasi asal Swiss, Roche sudah tiba di Indonesia pada Selasa (7/4).

Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Rabu (8/4), mengatakan satu alat PCR akan diberikan kepada RS Pertamina Jaya yang difungsikan sebagai RS khusus penanganan corona. Sementara 17 PCR lainnya, lanjut dia, didistribusikan ke sejumlah RS BUMN yang ada di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan daerah lain yang membutuhkan.

"Yang satu ini diuji coba dulu di sini (RS Pertamina Jaya), 17 lagi nanti didistribusikan bersama Gugus Tugas Penanganan corona ke sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua," ujar Erick.

Dia mengatakan, keberadaan alat tes swab sangat penting dalam mendeteksi pasien yang terpapar virus Covid-19. Saat ini, masih banyak RS di daerah yang belum memiliki alat tersebut. Erick menambahkan pihaknya juga telah mendapatkan rekomendasi dari para ahli mengenai kualitas alat tes swab dari Swiss itu untuk mendapatkan kualitas terbaik.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan alat PCR mempunyai tingkat presisi yang jauh lebih akurat untuk mendeteksi virus Covid daripada rapid test. Dia menyebut terdapat dua alat RNA Extractor Automatic dengan total kapasitas 1.000 spesimen per hari yang sudah berada di Indonesia. Dengan demikian, satu alat memiliki kapasitas 500 spesimen per hari.

Selain itu, lanjut dia, BUMN juga telah mendatangkan 18 lightcycle untuk detector PCR dengan kapasitas 500 tes per hari.

"Dengan alat ini kalau sudah terinstal (semua) maka satu hari akan bisa mencapai 9 ribu sampai 10 ribu tes per hari. Kecepatan mengetahui positif atau negatif juga sangat tinggi. Dengan begitu, bisa dilakukan 300 ribu tes per bulan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement