REPUBLIKA.CO.ID, BANYUASIN -- Puncak panen raya padi mulai terlihat di beberapa daerah di Indonesia sedangkan sebagian daerah lagi baru mulai menggelar panen. Di tengah pandemi Covid-19 ini petani Kabupaten Banyuasin kini masih sangat sibuk melakukan panen raya padi yang hasil produksinya berlimpah.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura (TPPH) Zainuddin, menerangkan bahwa panen raya padi akan berlangsung hingga bulan Mei nanti. "Produksi beras dari petani di Banyuasin mengalami surplus yang cukup tinggi dari kebutuhan masyarakat Banyuasin yang berjumlah 844.019 jiwa," ungkap Zainuddin pada Sabtu (11/04).
Saat ini di beberapa desa di Banyuasin juga dilakukan panen raya padi rawa pasang surut. Salah satunya Desa Teluk Tenggulang Kecamatan Tinggal Ilir Kabupaten Banyuasin dengan luas tanam 578 hektar (Ha) dengan produksi 511 Ton gabah kering panen (GKP) dan provitasnya mencapai 5,2 ton per Ha.
"Adanya program Optimasi Lahan (Oplah, red) Serasi (Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani, red) sangat berdampak pada panen padi contohnya di Desa Teluk Tenggulang ini provitas panen meningkat dari 4,3 menjadi 5,2 Ton GKP/Ha," katanya.
Selain itu, Zainuddin juga mengatakan bahwa panen padi rawa pasang surut juga sedang berlangsung di Desa Sumber Mulyo Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin dengan luas tanam 999,5 Ha, produksi 5.170 Ton GKP serta provitas mencapai 5,5 Ton per Ha. Hingga kini luas tanam yang sudah dipanen ada sekitar 940 Ha.
"Desa ini juga provitasnya meningkat dari 4,8 menjadi sampai dengan 6 ton gabah kering panen perhektar dengan rata- rata 5,5 ton. Dan saat ini di desa Sumber Mulyo ini kita sudah tanam IP200 seluas 200 hektar dengan perkiraan panen pada akhir bulan Juli 2020," tuturnya.
Ia menambahkan bahwa total kebutuhan beras masyarakat Banyuasin hanya 96.724 ton per tahun atau sekitar 8.070 Ton per bulan. Hingga bulan Mei mendatang diperkirakan akan panen lebih kurang seluas 148.400 Ha.
"Petani tetap panen raya meskipun ditekan masalah wabah virus Covid -19 ini," ungkap Zainuddin.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mencapai target produksi padi, Kementan melaksanakan target tanam pada bulan Maret hingga paling lambat September tahun 2020. Guna mencapai target ini, yang dapat dilakukan yakni dengan pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pembiayaan produksi dan pengolahan padi.
Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa sesuai arahan Menteri Pertanian produksi pertanian harus terus dipacu dalam kondisi apapun dengan tetap menjaga kondisi kesehatan khususnya para petani.
“Pertanian menjadi garda terdepan untuk mempertahankan ekonomi negara ini, walaupun aktivitas kita terbatas namun kami tetap memantau secara penuh dan melakukan upaya apapun untuk menjamin ketersediaan pangan,” pungkas Suwandi.