Ahad 12 Apr 2020 22:34 WIB

Ramadhan akan Segera Kembali

Tinggal menghitung jari dan hari, Ramadhan akan segera kembali!

Red: Agung Sasongko
Ramadhan
Foto: IST
Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ina Salma Febriany

Alhamdulillah, tinggal menghitung jari dan hari, Ramadhan akan segera kembali! Ramadhan yang terasa spesial sekali mengingat hampir seluruh dunia sedang menghadapi wabah yang efeknya luar biasa ini. Hampir semua lapisan masyarakat terdampak dan tengah diuji kualitas sabar, syukur dan tawakkal melalui pandemi ini. Pertama, bersabar. Jelas, kondisi wabah yang kian merajalela ini mengharuskan kita untuk semakin berlatih sabar. Sebab, tiada pilihan lain yang bisa kita tempuh selain menjadi manusia shabbar (dalam bahasa Al-Qur’an). Latihan sabar  yang sesungguhnya telah kita hadapi bersama-sama agar tetap berpikir yang baik di tengah keadaan yang kurang baik.

Kedua, bersyukur. Selain kualitas sabar telah sedikit demi sedikit dilatih, fase berikutnya ialah kualitas syukur yang juga tengah diuji pada masa-masa sulit ini. Rasa syukur yang mengharuskan kita untuk tetap mengucapkan pujian pada Allah, Alhamdulillah ‘alakulli ha— kendati pendapatan bulanan datang terlambat, penjualan yang tiba-tiba tersendat, hingga pengangkut jasa ojek online dan semua kendaraan umum merasa sulit mendapat penumpang—ya, kondisi ini tetap tidak boleh memiskinkan empati kita sebagai makhluk beriman. Empati kepada manusia lain yang kondisinya jauh lebih sulit harus tetap terjaga. Berbagi kepada mereka yang papa lagi dhuafa.

Ketiga, tawakkal. Penyerahan  kepada Allah disertai usaha atau ikhtiar maksimal inilah tawakkal secara definitif. Tawakkal tetap perlu—sebagai bukti bahwa manusia ialah makhluk lemah yang tiada daya. Masa-masa pandemi pra-Ramadhan ini sejatinya betul-betul mengajarkan kita semua tentang arti berusaha, berserah  lalu berpasrah. Kendati dalam kondisi sulit, ketiga sifat ini tetap harus  dijaga kualitasnya agar kelak setelah cobaan ini berakhir, bukan hanya jasmani saja yang tetap bugar dan sehat dari berkah bersyukur, sabar dan tawakkal, tak kalah penting—kondisi psikis dan mental diharapkan juga lebih  kuat  dan tangguh dalam menerima semua ketetapan yang sudah ditakdirkan-Nya.