REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur mengklaim angka kriminalitas mengalami penurunan selama pandemi virus corona atau Covid-19. Berdasarkan data yang dimiliki Command Center Polda, tren penurunan tersebut terjadi mulai Februari. Tercatat pada Januari ada 3.101 pelanggaran pidana di Jatim. Tapi, pada Februari turun menjadi 2.465 kasus.
"Untuk tren total kejadian seluruh Jatim ini menunjukan penurunan drastis. Turun 636 (kasus). Nilainya 21 persen turunnya," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko di Surabaya, Senin (13/4).
Trunoyudo melanjutkan, pada Maret, penurunan angka tindak pidana semakin tajam. Jika Februari ada 2.465 kasus, maka pada Maret tercatat hanya 926 kasus. Artinya ada penurunan 1.536 kasus. Jika dipersentasekan, kata dia, penurunanya mencapai 62 persen.
"Kejadian tindak pidana pada Maret turun drastis jadi 926. Artinya turun sebanyak 1.539 atau 62 persen," ujar Trunoyudo.
Trunoyudo mengklaim, penurunan angka kriminalitas di Jatim bukan saja lantaran para pelaku kriminal takut akan wabah virus corona. Tetapi, kata dia, ada operasi rutin yang digelar oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Seperti halnya patroli berskala besar yang dilakukan gabungan TNI dan Polri.
"Ini berpengaruh signifikan terhadap kejadian yang ada," kata Trunoyudo.
Trunoyudo mengatakan, melihat penurunan yang terjadi, Polda Jatim belum berencana menerapkan jam malam di wilayah setempat. Namun, apabila ke depan ada peristiwa yang mengancam masyarakat, maka akan dievaluasi kebijakan yang dijalankan sekarang.
"Terkait jam malam, kita tidak terapkan. Namun kita melihat perkembangan situasi. Mohon dicatat bahwa Polda Jatim bekerja berdasarkan struktur bagian Gugus Tugas Provinsi Jatim. Khususnya penanganan percepatan Covif-19," ujar Trunoyudo.
Terkait isu adanya kelompok yang berencana membuat onar di masa pandemi Covid-19, Trunoyudo mengaku pihaknya telah menyiapkan sejumlah antisipasi. Salah satunya memetakan penyebaran kelompok yang disebut-sebut akan membuat onar tersebut, yakni kelompok anarko.
"Terkait pengungkapan anarko di Polda Metro, Polda Jatim akan antisipasi melalui Intelijen Keamanan dan berkoordinasi dengan Polda Metro terkait nonstruktur jaringan yang ada di DKI dengan Surabaya," kata dia.