REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Syafruddin mengajak masyrakat tidak menolak jenazah pasien Covid-19 (virus corona). Ia meminta masyarakat mengambil pendapat dari para pemuka agama, karena saat ini banyak terjadi penolakan jenazah di berbagai daerah Indonesia.
"Menolak janazah Covid-19 yang sudah ditangani sesuai dengan protokol kesehatan adalah perbuatan melanggar agama dan jauh dari watak ciri khas masyarakat Indonesia yang ramah, toleran dan gotong royong," kata Syafruddin, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Senin (13/4).
Ia mengungkapkan, dengan adanya pendemi ini, masyarakat dapat meneguhkan keimanan dan tauhid sesuai dengan tuntunan yang sudah ada. Cara agar selamat dunia, dan akhirat yakni dengan mengikuti arahan dengan tuntunan yang disampaikan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasulnya.
"Mengikuti anjuran, himbauan dan tata tertib pemerintah untuk mencegah penyebaran covid-19 adalah bentuk kepedulian bersama dan komitmen tinggi untuk segera terbebas dari covid-19," ucap Syafruddin.
Sebelumnya Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad At-Thoyyib menyampaikan pernyataan dengan maraknya penolakan jenazah yang terdampak Covid-19. Menurut Grand Syaikh, penolakan jenazah terdampak Covid-19, terlebih lagi jenazah tim medis merupakan perbuatan yang jauh dari nilai-nilai akhlak, kemanusiaan dan agama.
Sementara itu, Guru Besar Ilmu Hadits, mantan rektor dan anggota Dewan Senior Ulama Al-Azhar Syaikh Prof Dr Ahmad Umar Hasyim menyampaikan, orang yang menolak jenazah karena corona maka dia telah berdosa.
Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj juga mengimbau masyarakat agar tidak ada lagi penolakan atas jenazah Covid-19 tetapi menerima dan mengurus jenazahnya dengan baik sesuai standar protokol kesehatan.
Di samping itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir juga mengimbau agar tidak terjadi penolakan jenazah Covid-19, Ia juga mengajak agar menjalankan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ' Alaihi wa Sallam dalam mengurus jenazah serta berempati terhadap orang yang terkena Covid-19.,
"Mari, saat kondisi Covid-19 ini, beribadah dengan ilmu dan syariat yang sudah ada dan dijelaskan oleh para ulama, bukan dengan perasaan apalagi mengikuti pendapat awam bahkan naudzubillah mengikuti apa kata media sosial dan hoaks. Semoga Allah melindungi kita semua," kata Syafruddin.