Senin 13 Apr 2020 15:17 WIB

Masjid Rashidah di Brunei Buat Layanan Ngaji Online

Ngaji online dilakukan di Masjid Rashidah Brunei.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Masjid Rashidah di Brunei Buat Layanan <em>Ngaji Online</em>. Foto:   Dakwah digital (ilustrasi).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Masjid Rashidah di Brunei Buat Layanan Ngaji Online. Foto: Dakwah digital (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR SERI BEGAWAN --- Ngaji daring menjadi solusi bagi banyak masjid sehingga tetap bisa memberi pelayanan bagi jamaah yang ingin menambah khasanah keislamannya di tengah merebaknya wabah virus corona. Sebagaimana dilakukan Masjid Rashida Sa'datul Bolkiah, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. 

 

Baca Juga

 

Seperti dilansir The Star pada Senin (13/4) Komite takmir masjid ini menggelar pengajian daring melalui aplikasi video konferensi dengan tagar #ZoomNgajiQuran dan #ZoomMembacaKahfi. Ini dilakukan sebagai inisiatif takmir masjid Rashidah untuk mendorong lebih banyak umat membaca Al Qur'an melalui platform daring kendati masjid, surau maupun lembaga keagamaan tutup sementara. 

Seorang perwakilan komite takmir Masjid Rashida mengatakan ngaji daring itu dimulai pada Ahad. Ia mengatakan inisiatif menggelar pengajian daring itu untuk memastikan kegiatan masjid masih bisa berjalan namun tetap mempraktikkan jaga jarak sebagai upaya pencegahan penyebaran corona. Diantara platform daring yang digunakan komite takmir Masjid Rashida yakni WhatsApp, video call, Zoom Cloud Meeting, Facebook live dan lainnya.

"Sebelumnya kami menggunakan metode daring seperti Facebook Live untuk ceramah agama bagi para jamaah dan responsnya menggembirakan namun ditunda setelah penutupan masjid. Inisiatif #ZoomNgajiQuran dan #ZoomMembacaKahfi adalah yang pertama bagi kebanyakan dari kita. Saat ini, kami memiliki 10 peserta untuk program daring kami, ”terangnya.

Dia mengatakan program ngaji Quran daring itu berlangsung setiap hari kecuali Jumat pukul 6 pagi. #ZoomMembacaKahfi dilakukan setiap hari Jumat setelah shalat Subuh. Setiap sesi dibimbing oleh Imam dan instruktur agama lainnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement