Selasa 14 Apr 2020 19:25 WIB

Dampak Covid-19, SYL-Moeldoko Pantau Kesiapan Pangan

Kementan mengoptimalkan fungsi Pasar Mitra Tani yang kini mulai menyebar.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bersama Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memantau ketersediaan pangan pokok di setiap provinsi melalui teleconference, Selasa (14/4).
Foto: kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bersama Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memantau ketersediaan pangan pokok di setiap provinsi melalui teleconference, Selasa (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bersama Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memantau ketersediaan pangan pokok di setiap provinsi melalui teleconference, Selasa (14/4).

Syahrul menuturkan, menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian akibat Covid-19, Kementan mengoptimalkan fungsi Pasar Mitra Tani yang kini mulai menyebar di berbagai daerah sebagai alternatif masyarakat untuk mendapatkan pangan pokok dengan harga murah.

Baca Juga

"Presiden meminta agar semua kementerian dan lembaga pemerintahan bersama masyarakat agar mengerahkan seluruh kemampuan yang ada, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pangan," kata Syahrul di Bogor.

Ia menilai, Pasar Mitra Tani maupun Toko Mitra Tani yang dihadirkan dalam pemenuhan pangan kebutuhan masyarakat dapat menjawab masalah pertanian saat ini. Selain 11 bahan pangan pokok, pasar tersebut juga menyediakan ikan bahkan aneka jenis sayur mayur serta berbagai jenis rempah Indonesia.

"Kami mendorong Pasar Mitra Tani sebagai solusi dalam menyambung antara kepentingan dan kebutuhan rakyat dengan kebutuhan pangan yang sudah tersedia" terang Mentan.

Di sisi lain, SYL menegaskan stok pangan yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan selama ramadhan dan pasca lebaran 2020. Meski terdapat wabah virus corona, petani tetap melakukan panen dan Kementan akan memberikan bantuan untuk memperlancar produksi.

"Panen saat ini setiap hari dan terjadi seluruh Indonesia. Puncak panen berlangsung dari Maret, April dan Mei. Usai panen, kita percepat tanam, jadi langsung tanam. Ini upaya untuk antisipasi segala tantagan yang ada," terangnya.

Kementan memperkirakan panen raya akan berlangsung April dengan luas panen sekitar 1,73 juta hektar (ha). Karena itu pemerintah akan mengantisipasi jangan sampai harga gabah di tingkat petani jatuh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).

Ia menuturkan, puncak panen akan terjadi pada April dengan luas 1,73 juta ha dengan produksi 5,27 juta ton beras dan berlanjut pada Mei dengan luas panen sekitar 1,38 juta ha atau setara dengan produksi 3,81 juta ton beras. Luas panen Mei itu, kaya dia, masih lebih tinggi dari Maret lalu.

Pada kesempatan yang sama, Moeldoko menilai keberadaan Pasar Mitra Tani bisa menjadi penyambung antara petani dan masyarakat. Menurutnya hal itu dapat menjadi penyemangat tambahan bagi petani untuk menanam berbagai komoditi holtikultura, padi serta komoditi lainnya.

"Saya sangat apresiasi keberadaan Pasar Mitra Tani. Ini benar-benar menjadi solusi, karena menurut saya disini juga menjadi bridging atau menjadi penjembatan yang menjembatani antara produsen dgn konsumen," kata Moeldoko.

Selain itu Moeldoko menambahkan bahwa Pasar Mitra Tani memiliki harga yang bisa terkontrol dengan baik serta konsumen bisa menikmati belanja dengan nyaman. Selain itu, para ojek online yang dimanfaatkan untuk layanan pesan antar juga akan mendapatkan keuntungan.

"Ojol juga akan memiliki pendapatan yang cukup baik. Untuk itu, sekali lagi bahwa saya ingin katakan ini sebuah solusi yang sangat-sangat baik," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement