Rabu 15 Apr 2020 14:37 WIB

Vietnam Denda Penyebar Hoaks tentang Virus Corona

Ratusan orang di Vietnam didenda karena dianggap menyebar hoaks tentang virus corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang pria berjalan di Hanoi, Vietnam saat pandemi virus corona, ilustrasi
Foto: EPA
Seorang pria berjalan di Hanoi, Vietnam saat pandemi virus corona, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam menerapkan denda untuk penyebaran berita palsu atau hoaks di media sosial, Rabu (15/4). Langkah itu dilakukan di tengah maraknya komentar tentang virus corona secara daring.

Pihak berwenang Vietnam mendenda berdasarkan ketentuan hukum kepada ratusan orang karena mengunggah hoaks tentang virus corona. Namun, peraturan yang dirancang pada Februari itu menggantikan peraturan tahun 2013 yang tidak secara spesifik mencakup hoaks.

Baca Juga

Denda yang akan diberikan kepada pelanggar adalah 10 hingga 20 juta dong atau setara dengan gaji pokok sekitar tiga hingga enam bulan di Vietnam. Denda itu akan dikenakan pada orang yang menggunakan media sosial untuk berbagi informasi yang salah, tidak benar, terdistorsi, atau fitnah.

Aturan baru itu tidak secara khusus dirancang untuk menangani komentar media sosial terkait virus corona saja dan bersifat sangat luas. Kondisi itu memunculkan kekhawatiran di antara kelompok-kelompok hak asasi manusia yang telah muncul sejak undang-undang keamanan siber yang berlaku sejak tahun lalu.

Hukuman baru ini dapat dikenakan pada siapa saja yang berbagi publikasi yang dilarang diedarkan di Vietnam, rahasia negara, atau peta yang tak menunjukkan klaim Vietnam di Laut Cina Selatan. "Dekrit ini memberikan senjata ampuh lagi di gudang penindasan daring otoritas Vietnam," kata Direktur Teknologi di Amnesty International, Tanya O'Carroll.

"Ini berisi paket ketentuan yang terang-terangan melanggar kewajiban hak asasi manusia internasional Vietnam," ujar O'Carroll.

Sebelum pemberlakuan peraturan baru, pemerintah Vietnam telah lebih dahulu membuat kampanye informasi publik dengan membuat slogan "Berita palsu, konsekuensi nyata". Ratusan denda telah diberikan, sementara tiga selebritas juga dipaksa oleh pihak berwenang untuk meminta maaf kepada publik.

Bulan lalu, seorang perempuan di provinsi Ha Tinh utara-tengah didenda karena posting Facebook ketika dia salah mengatakan virus corona telah menyebar ke komunitas lokalnya. Unggahan hanya memiliki beberapa 'suka' sebelum polisi mengambil tindakan.

Kasus Covid-19 pertama terdeteksi di Vietnam pada Januari. Kementerian Kesehatan telah melaporkan 267 infeksi tanpa kematian, jauh di bawah laporan di beberapa negara Asia lainnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement