Kamis 16 Apr 2020 13:05 WIB

Ilmuwan Temukan Ledakan Bintang Paling Kuat

Para pakar astronomi temukan ledakan bintang terbesar yang pernah terekam.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Para pakar astronomi temukan ledakan bintang terbesar yang pernah terekam.
Para pakar astronomi temukan ledakan bintang terbesar yang pernah terekam.

Sebuah tim gabungan ilmuwan berhasil mengidentifikasi supernova dengan energi paling tinggi dari sebuah bintang sangat masif. Ini merupakan ledakan bintang paling besar yang pernah direkam, demikian laporan penelitian yang dirilis Senin (13/04) lalu.

Para pakar astronomi meyakini, supernova ini berasal dari fusi alias peleburan dua bintang masif, karena sangat tingginya volume hidrogen yang terkandung dalam awan ledakan. Fenomena alam semesta semacam itu, sejauh ini hanya eksis dalam teori dan belum pernah dikonfirmasi lewat observasi astronomi, papar para peneliti.

Ledakan bintang paling masif

Tim para pakar astronomi, yang diokoordinir University of Birmingham di Inggris dan Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Amerika Serikat, mengamati ledakan bintang itu selama dua tahun dan melaporkan temuannya dalam jurnal ilmiah Nature Astronomy.

Supernoya yang diberi nama SN2016aps itu menurut para ilmuwan menunjukkan contoh fenomena "pair-instability supernova" yakni proses ketidakseimbangan produksi dan absorspi energi sinar gamma yang sangat jarang terjadi.

"Bintang yang punya massa sangat besar, biasanya melakukan denyutan sangat dahsyat dan melontarkan selubung gas raksasa, beberapa tahun sebelum meledak dan mati. Hal ini bisa digerakkan oleh proses yang disebut pair instability, yang jadi topik spekulasi dalam fisika sejak 50 tahun terakhir," kata Dr. Matt Nicholl dari School of Physics and Astronomy and the Institute of Gravitational Wave Astronomy di Birmingham yang memimpin tim penulis laporan ilmiah itu.

"Jika supernova mencapai saat yang tepat, ledakannya bisa mengejar selubung gas raksasa dan melepaskan energi dalam jumlah besar saat bertabrakan. Kami pikir ini adalah salah satu kandidat paling menarik untuk proses ini yang belum pernah diamati, dan mungkin juga yang paling masif," jelas Nicholl.

Berdasarkan riset itu, supernova tersebut punya kekuatan 10 kali lipat lebih besar dari supernova normal dan punya kecemerlangan 500 kali lipatnya. Menimbang besaran energi dan kecemerlangan yang sangat impresif , ini merupakan fenomena spektakuler.

Dengan menganalisa spektrum cahayanya, para ilmuwan juga mengkonfirmasi bahwa ledakannya dipicu oleh tabrakan antara supernova dengan selubung gas raksasa yang dilepaskan beberapa tahun sebelum bintang tersebut meledak. Lebih jauh dilaporkan, massa bintang yang meledak itu antara 50 sampai 100 kali lebih besar dari matahari.

"Pada supernova yang lazim, radiasi yang dipancarkan biasanya kurang dari 1% dari total energi. Namun pada SN2016aps, kami menemukan radiasinya lima kali lebih besar dari enegri ledakan supernova berukuran normal. Sejauh yang pernah kami amati, ini juga radiasi cahaya paling cemerlang yang dipancarkan oleh sebuah supernova," ujar Nicholl menambahkan.

Kunci baru untuk singkap rahasia jagat raya

Para ilmuwan mengharapkan, temuan ilmiah dari SN2016aps akan dapat digunakan untuk mendeteksi supernova lain yang serupa. Dengan itu bisa membantu melihat kondisi di masa silam di saat alam semesta baru saja terbentuk.

"Penemuan supernova luar biasa ini datang pada saat yang tepat," ujar Edo Berger, salah satu penulis laporan dari Harvard University. Kita sekarang mengetahui, ledakan berenergi sangat besar seperti itu terjadi di alam. "Teleskop ruang angkasa James Webb dari NASA akan bisa melihat fenomena serupa yang sangat jauh, sehingga kami dapat melihat ke belakang, di saat matinya bintang pertama di alam semesta," pungkas Berger. (as/yf)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement