REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada awal April, lintasan komet Atlas diharapkan bisa terlihat dari Bumi. Namun ternyata, Komet Altas yang ditunggu-tunggu kehadirannya ternyata telah pecah. Ketika melewati periode Maret, Komet Atlas (C / 2019 Y4) digadang-gadang akan menjadi tontonan di langit malam lantaran bisa dilihat dengan mata telanjang.
Tetapi, komet-komet itu terkenal tidak menentu dan tidak dapat diprediksi. Dalam beberapa minggu menjadi jelas bahwa Atlas pecah ketika terbang menuju panas yang luar biasa dan radiasi matahari.
Dilansir Cnet berdasarkan petunjuk terbaru, sebuah komet cerah baru telah muncul, Comet Swan (C / 2020 F8) dinamai sesuai dengan perangkat Anisotropi Angin Matahari di atas Solar dan Heliospheric Observatory milik NASA yang digunakan untuk menemukannya.
Astronom Ernesto Guido di Italia kemudian dapat mengkonfirmasi keberadaan komet baru itu, yang saat ini merupakan objek kecerahan dengan skala ke-8. Itu berarti tidak cukup terlihat dengan mata telanjang, tetapi dapat dilihat dengan teropong atau teleskop kecil.
“Sangat mungkin bahwa komet berada dalam mode ledakan," ujar Karl Battams dari Naval Research Lab dan Proyek Sungrazing Comets milik NASA kepada Spaceweather.com.
Jika terus terlihat cerah, maka Swan mungkin bisa terlihat dengan mata telanjang pada Mei. Tetapi, Battams mengaku tetap merasa ragu apakah komet dapat terus terlihat seperti saat ini.
“Saya ragu komet itu akan mempertahankan penampilannya yang mengesankan saat ini, dan sangat mungkin akan segera menghilang. Tetapi, kami hanya melihatnya selama beberapa hari, jadi tidak ada yang tahu,” ucap Battams.
Diperlukan lebih banyak pengamatan untuk memiliki pengetahuan tentang apakah komet Swan akan terus muncul dalam waktu lama.