REPUBLIKA.CO.ID, LONDON— Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Inggris menggelar mentoring daring untuk persiapan kuliah di kampus-kampus bergengsi Britania Raya. Agenda 'Pengen ke Inggris' ini kerjasama antara PCINU UK, Gusdurian Inggris, dan AISNU Jawa Tengah.
Mentoring online ini disiarkan secara langsung via Instagram @aisnujawatengah dan @pcinuuk, tiap Jumat, Sabtu, dan Ahad dari 14 April hingga 1 Mei 2020.
Ada 10 mahasiswa dari berbagai kampus terbaik Inggris yang siap berbagi kiat-kiat mencari beasiswa, memilih kampus, serta mengakses professor dan LoA (Letter of Acceptance).
Agenda live Instagram ini dipandu tiga pembawa acara dari AISNU Jateng: Nuri Farihatin, Mutia Yasmin dan Alivia N Aisyi. Dari 10 mahasiswa yang akan memberi mentoring, sedang kuliah di program master dan PhD. Sebagian dari mereka mendapat beasiswa dari LPDP, Kemenag, Chevening, serta beasiswa mandiri berupa riset dari kampus-kampus Inggris.
Sekretaris PCINU Inggris, Munawir Aziz, yang menginisiasi program ini, mengatakan pesan penting dari kegiatan ini untuk menginspirasi generasi muda dan santri Indonesia.
"Program Pengen ke Inggris ini penting sebagai ruang dialog bagi mahasiswa Indonesia yang telah menembus kampus-kampus besar di United Kingdom, dengan para pelajar, santri, generasi muda yang saat ini punya mimpi belajar di level Internasional," jelasnya.
Munawir menambahkan, bahwa ada ribuan mahasiswa Indonesia yang kuliah di kampus-kampus terbaik di Inggris, yang tersebar dari London hingga Edinburgh.
"Nah, semangat, perjuangan, serta bagaimana menghadapi tantangan-tantangan selama mencari beasiswa, memilih kampus, serta mengupayakan komunikasi dengan professor, bisa menjadi kisah yang sangat menarik," kisah periset kajian Tionghoa dan Yahudi Asia Tenggara ini.
Munawir mendorong para santri percaya diri, serta yakin untuk bisa berkompetisi di level internasiol. Program ini hasil kerjasama antara PCI Nahdlatul Ulama UK, Gusdurian UK, dan AISNU Jawa Tengah. Diharapkan mendorong santri-santri dan generasi muda berani berjuang untuk mengasah diri, di antaranya dengan kuliah di beberapa kampus di UK.
"Saya membayangkan dan sekaligus mengajak santri-santri yang mahir baca kitab, hafal Alquran, juga menjadi saintis yang terlibat dalam riset-riset ilmiah di laboratorium internasional, juga berpengaruh di level kebijakan publik. Ini tentu bagian penting dari pengabdian keislaman, kebangsaan, kemanusiaan, sebagaimana dawuh para kiai kita," ungkapnya.
Koordinator Program Pengen ke Inggris, Shofa Ulul Azmi, menilai pentingnya program tersebut. "Ini adalah kali pertama kami berkolaborasi dengan PCINU UK. Sangat istimewa. Selain info pendidikannya, kami menjadi tahu apa itu pluralisme yang sesungguhnya."
Sementara, pembina AISNU Jawa Tengah, Nuskan Abdi, menegaskan program ini untuk mendorong santri dan generasi muda agar bisa go-internasional. "Ini wujud nyata santri bisa mendunia, semoga istiqomah," terangnya.
Program mentoring online ini dimulai pada Jumat (14 April 2020). Torro Mogot Bush Abraham Lumentut, mahasiswa master University of Nottingham, menegaskan bahwa banyak cara bisa ditempuh untuk kuliah di UK.
"Di antara beasiswa yang bisa dikejar, selain dari pemerintah Indonesia, yakni beasiswa-beasiswa riset dari kampus-kampus di Inggris. Tentu saja, harus menyesuaikan dengan tema riset yang dikejar," ungkap Torro, yang juga Ketua PPI Nottingham.
Masih ada beberapa narasumber yang akan memberikan mentoring: Gopala Sasie Rekha (PhD Student, Faculty of Social Sciences, Department Sociology, Social Policy & Criminology, University of Southampton, United Kingdom), Dian Maya Safitri (Master Student London School of Economics and Political Science (LSE) UK, Chevening Awardee).
Pada pekan selanjutnya, Jumat, 17 April 2020 bersama Anggun Gunawan (Master Student, Publishing Studies Oxford Brookes University, Inggris). Sabtu, 18 April 2020, bersama Qorib Munajat (PhD Student Management School, Lancaster University, United Kingdom). Ahad, 19 April 2020, narasumber Dimas Wisnu Adrianto (PhD Student, Urban Planing, University of Manchester, UK).
Selanjutnya pada Jumat, 24 April 2020 menghadirkan Suwondo (Master of Public Administration, University of Southampton, United Kingdom). Sabtu, 25 April 2020 bersama Maria Stela Clarisa Nau (Study at MA Political Communication, Goldsmiths University of London/Ketua PPI United Kingdom).
Kemudian, Ahad, 26 April 2020 bersama Moh Khoridatul Huda (PhD Student, Mathematics University of Warwick, UK). Sementara Jumat, 1 Mei 2020, sharing menghadirkan Idham Effendi (Ph D Student, Department of Civil and Structural Engineering, The University of Sheffield, UK.