Ahad 19 Apr 2020 13:04 WIB

Jerman Perkirakan Mampu Kendalikan Utang Akibat Corona

Jerman menambah anggaran 156 miliar euro untuk stabilitas ekonomi di tengah pandemi.

Lilin anti-beku menyala di kebun anggur di Weinboehla, Saxony, Jerman, Selasa (14/4). Menteri Keuangan Olaf Scholz menyatakan Jerman mungkin dapat mengelola dampak fiskal dari krisis virus corona tanpa melebihi tingkat utang yang disetujui. Ini bisa terjadi jika ekonomi pulih pada paruh kedua tahun ini.
Foto: EPAEPA-EFE / FILIP SINGER
Lilin anti-beku menyala di kebun anggur di Weinboehla, Saxony, Jerman, Selasa (14/4). Menteri Keuangan Olaf Scholz menyatakan Jerman mungkin dapat mengelola dampak fiskal dari krisis virus corona tanpa melebihi tingkat utang yang disetujui. Ini bisa terjadi jika ekonomi pulih pada paruh kedua tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Menteri Keuangan Olaf Scholz menyatakan Jerman mungkin dapat mengelola dampak fiskal dari krisis virus corona tanpa melebihi tingkat utang yang disetujui. Ini bisa terjadi jika ekonomi pulih pada paruh kedua tahun ini.

Parlemen Jerman pada 25 Maret menangguhkan rem utang untuk melawan krisis corona dengan anggaran tambahan sebesar 156 miliar euro (sekitar Rp 2,6 kuadriliun) untuk dana stabilitas ekonomi yang dapat mengambil saham ekuitas langsung di perusahaan serta dalam bentuk kredit kepada bank pengembangan sektor publik KfW. Anggaran tersebut terutama ditujukan untuk mendanai layanan kesehatan dan membantu perusahaan-perusahaan.

Baca Juga

"Jika kita berhasil menggerakkan kurva ekonomi ke atas lagi pada paruh kedua tahun ini, maka utang ini bisa dikendalikan," katanya kepada surat kabar Welt am Sonntag saat ditanya apakah anggaran 156 miliar euro itu bisa tetap menjadi tingkat utang baru.

Dia mengatakan bahwa Jerman akan berupaya untuk memulihkan pengeluaran dalam jangka panjang tanpa harus melakukan penghematan besar di bagian lain. Scholz memuji sistem kesejahteraan sosial kapitalisme Jerman yang memungkinkan adanya dukungan negara tingkat tinggi. Akan tetapi, dia juga menambahkan hal itu berarti akan ada pajak yang lebih tinggi bagi para pencari nafkah setelah krisis.

Dia mengatakan pengenaan pajak seperti itu perlu dilakukan secara adil dan tepat karena juga untuk mendukung kelompok berpenghasilan rendah.

Paket anggaran pemerintah lebih lanjut mencakup dana stabilitas sebesar 400 miliar euro dalam jaminan pinjaman untuk mengamankan utang perusahaan yang berisiko gagal bayar. Itu menjadikan jumlah keseluruhan anggaran lebih dari 750 miliar euro.

Scholz mengatakan ia akan berupaya memberikan stimulus ekonomi, jika perlu, setelah berakhirnya kebijakan karantina yang masih berlangsung saat ini serta membuat bisnis harus tutup dan warga tinggal di rumah. Dia mengatakan pemerintah juga mencari langkah-langkah dukungan bagi para pemilik hotel dan restoran.

"Ketika waktunya tepat, kami akan menyiapkan langkah-langkah untuk merangsang bisnis bangkit kembali. Langkah itu harus seperti apa yang dibayangkan oleh para ekonom - ditargetkan, cocok untuk tujuan dan terbatas waktu," ujar dia.

"Kita juga akan terus memusatkan perhatian pada modernisasi negara kita, seperti melalui pengurangan emisi karbon dioksida, perluasan mobilitas secara elektrik, atau digitalisasi," lanjut Scholz.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement