Senin 20 Apr 2020 22:58 WIB

Jumlah Penumpang yang Naik di Stasiun Kediri Menurun Drastis

Dari rata-rata 3.000 orang per hari di Stasiun Kediri kini penumpang hanya 50 orang

Sejumlah calon penumpang antre membeli tiket kereta api di stasiun Kediri (ilustrasi).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Sejumlah calon penumpang antre membeli tiket kereta api di stasiun Kediri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Jumlah penumpang yang naik maupun turun di Stasiun Kediri, Jawa Timur, menurun drastis seiring dengan kebijakan pemerintah pada masa pandemi COVID-19, di mana rata-rata hingga sekitar 3.000 penumpang per hari, kini hanya sekitar 50 orang saja per hari.

"Jumlah penumpang turun drastis. Penumpang hanya dari kota-kota di Jawa Timur, kalau dari luar Jawa Timur hanya dari Stasiun Kiara Condong (Bandung)," kata Kepala Stasiun Kediri Efandi Setyo Budi dalam keterangannya di Kediri, Senin (20/4).

Pihaknya mengungkapkan beberapa kereta api yang melewati Stasiun Kediri ada jarak jauh dan dekat, misalnya kereta dari dan ke arah Jakarta, Bandung dan beberapa kota lainnya termasuk Surabaya, Malang, Blitar, dan Tulungagung. Namun, kini ada aturan ketat yang diterapkan untuk penumpang stasiun baik yang naik maupun yang turun termasuk di Stasiun Kediri.

Petugas gabungan yang terdiri dari Dinas Kesehatan Kota Kediri, Kepolisian Resor Kota Kediri dan Satpol PP Kota Kediri akan mengecek satu per satu tujuan penumpang. Untuk penumpang yang akan melanjutkan perjalanan ke luar Kota Kediri, mereka diminta melakukan cuci tangan dan setelahnya petugas mencatat data pasien, melakukan tes suhu dengan thermo gun, kemudian masuk ruang sterilisasi dan boleh melanjutkan perjalanan.

Sedangkan penumpang yang turun di Stasiun Kota Kediri, selain harus cuci tangan melewati ruang sterilisasi, mereka juga akan dibawa petugas menuju ruang observasi di Polinema Kediri dengan kendaraan Satpol PP Kota Kediri. Petugas memantau kesehatannya selama 1-14 hari tergantung dari hasil pemeriksaan.

Efandi mengatakan, untuk mengontrol calon penumpang yang hendak naik maupun turun bisa dilakukan, karena yang dimanfaatkan hanya satu jalur untuk pemeriksaan.

"Kalau untuk penumpang kereta api relatif mudah terkontrol karena penurunan penumpang hanya satu jalur itu," kata Efandi.

Pihaknya juga meminta calon penumpang yang hendak naik kereta api mengenakan masker. Suhu tubuh mereka juga akan selalu diperiksa, dan jika suhu penumpang lebih dari 38 derajat celcius, maka perjalanan harus dibatalkan.

"Kalau yang tidak mengenakan masker, maka perjalanan harus dibatalkan dan tiket akan dikembalikan 100 persen," tambah Efandi.

Ia menambahkan, aturan tersebut sudah diterapkan sejak 12 April 2020 dengan sosialisasi sebelumnya. Para calon penumpang juga mematuhi aturan yang berlaku di Stasiun Kediri dengan menggunakan masker.

Sebelumnya, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta warga yang datang ke Kota Kediri salah satunya dengan angkutan umum untuk dikarantina selama 14 hari di ruang observasi yang telah disiapkan. Tempat itu di antaranya Polinema Kediri.

"Kalau sehat boleh kembali ke masyarakat kalau ada gejala langsung dikirim ke rumah sakit. Jadi, kami akan ambil tindakan tegas bagi masyarakat Kota Kediri yang datang ke sini. Kami akan cek dulu di sini," kata Wali Kota.

Penumpang yang turun dari kereta api akan diarahkan ke posko observasi untuk pemeriksaan medis lebih lanjut. Bila Tim Medis Dinkes Kota Kediri menyatakan sehat, maka yang bersangkutan diizinkan melanjutkan perjalanan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement